Tempo.co, Jakarta - Demonstrasi buruh yang dikoordinasi Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan berlangsung di depan Istana Negara, Sabtu, 7 Oktober 2017.
"Di Jabodetabek, aksi akan dipusatkan di Istana dan kantor Kementerian Ketenagakerjaan," kata Presiden KSPI Said Iqbal dalam siaran tertulisnya, Jumat, 6 Oktober 2017.
Iqbal mengungkapkan sekitar 3.000 peserta aksi akan berkumpul di Patung Kuda atau Balai Kota DKI Jakarta pada pukul 10.00 WIB sebelum menuju Istana Negara.
Selain di Jabodetabek, aksi akan diikuti puluhan ribu buruh di beberapa kota besar karena bertepatan dengan Hari Kerja Layak Internasional.
Di kota-kota lain, kata dia, aksi akan dilakukan di kantor gubernur masing-masing daerah. Beberapa kota besar yang akan melakukan aksi antara lain Bandung, Serang, Aceh, Batam, Medan, Lampung, Semarang, dan Surabaya.
Tuntutan aksi ini dilatarbelakangi adanya pemutusan hubungan kerja karena upah murah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Sehingga, menurut Iqbal, daya beli masyarakat menurun dan berdampak pada turunnya konsumsi rumah tangga.
Sejak tiga bulan lalu, Iqbal menyatakan, sekitar 50 ribu buruh di berbagai sektor industri di-PHK. Berdasarkan data yang dihimpun KSPI, di sektor energi atau pertambangan, PHK terjadi di beberapa perusahaan, seperti PT Indoferro, 1.000 orang, PT Indocoke (750), PT Smelting (380), dan PT Freeport (8.100).
PHK juga terjadi di industri garmen, seperti PT Wooin Indonesia, PT Star Camtex, PT Good Guys Indonesia, PT Megasari, dan PT GGI, dengan total lebih-kurang 3.000 buruh. Adapun di industri farmasi dan kesehatan, PHK terjadi di PT Sanofi atau Aventis, 156 orang, PT Glaxo (88), PT Darya Varia (40), PT Rache (400), dan PT Tempo Scan Pasific (95).
"Sedangkan di bidang telekomunikasi, ancaman PHK terjadi di Indosat, XL Axiata, dan ada kemungkinan akan terjadi di sektor pekerja jalan tol," ucap Iqbal.