TEMPO.CO, Bekasi - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Bambang Prihantono mengatakan tengah menginisiasi penyediaan angkutan feeder di stasiun kereta commuter line menuju permukiman warga. "Kami uji coba di Stasiun Bekasi Timur," katanya di Bekasi, Sabtu, 8 Oktober 2017.
Menurut Bambang, angkutan feeder yang diuji coba berupa angkutan kota jenis elf sebanyak dua unit. Angkutan itu akan mengantar dan menjemput penumpang kereta commuter ke sejumlah permukiman warga yang tidak jauh dari Stasiun Bekasi Timur. "Kalau jarak jauh, sudah ada angkutan perkotaan," ujarnya.
Bambang mengatakan, angkutan feeder yang nyaman dan aman ke stasiun selama ini luput dari perhatian. Ia menyebutkan jumlah penumpang kereta commuter sudah tembus hingga satu juta orang setiap hari. "Hampir di setiap stasiun kini terjadi kemacetan," ucapnya.
Karena itu, kata Bambang, pihaknya menginisiasi pemberlakuan feeder jarak dekat. Dengan begitu, pengguna kendaraan pribadi bisa ditekan sejak keluar dari rumah pengguna KRL. "Secara bertahap akan kami kembangkan di setiap stasiun," tuturnya.
Untuk mewujudkan konsep tersebut, kata Bambang, pihaknya sudah berdiskusi dengan Organisasi Angkutan Daerah (Organda) sehingga tak akan terjadi benturan ketika feeder beroperasi. Menurut dia, Organda tidak mempersoalkannya karena tidak mengambil penumpang jarak dekat.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan pemerintah kota segera mengoperasikan Transpatriot sebagai kendaraan pengumpan untuk kereta commuter line di wilayahnya. "Saat ini masih dalam tahap pengadaan, mungkin akhir tahun sudah bisa dioperasikan," katanya.
Transpatriot, Rahmat melanjutkan, merupakan angkutan perkotaan berkapasitas 30 kursi. Angkutan itu akan terintegrasi dengan angkutan lain yang keluar kota, termasuk light rail transit dan kereta commuter line di Stasiun Bekasi, Kranji, dan Bekasi Timur.
ADI WARSONO