TEMPO.CO, Jakarta - Ayah korban tewas tawuran pelajar di Cakung, Muhammad Thohir, berujar putranya, Muhammad Rafi Ismail, pernah mengatakan kelak akan bekerja agar ibunya, Rohani, tak perlu berjualan lontong.
Thohir, 50 tahun, sedang duduk sendiri di kursi depan rumahnya, Jalan Raya Pulogebang, Gang Penjahit Nomor 40, RT 005/RW 04, Cakung, Jakarta Timur, saat Tempo berkunjung. Thohir merupakan ayah dari seorang pelajar kelas 3 SMK Mercusuar, Muhammad Rafi Ismail, 17 tahun, yang tewas saat terjadi tawuran di Pasar Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur.
Baca: Tawuran Pelajar di Cakung, Polisi Buru Pelaku Penusukan Rafi Ismail
Ketika Tempo mencoba mewawancarai mengenai keseharian anaknya, Thohir membuka percakapan dengan mengatakan, "Anak saya sudah enggak ada." Thohir terdiam cukup lama, kemudian menangis.
Secara perlahan, lalu Thohir mulai bercerita tentang Rafi. Dia menuturkan Rafi adalah harapannya. Anak kedua dari tiga bersaudara itu dianggap punya kesungguhan untuk membahagiakan orang tuanya. "Anak harapan saya," ujarnya.
Selain ingin membantu orang tuanya, kata Thohir, Rafi juga ingin memperbaiki atap rumah yang sudah banyak bolong jika sudah bekerja. "Cita-citanya pingin ngebahagiain orang tua, itu aja," ucapnya.
Thohir menuturkan Rafi merupakan anak yang rajin membantu orang tua. Setiap hari, selain sekolah dan bermain, sekitar pukul 02.00 dinihari, Rafi turut bangun membantu ibunya berjualan lontong. "Setiap malam begadang, dia mau bantu," tuturnya.
Ibu Rafi, Rohani, turut bercerita mengenai kesungguhan anaknya membahagiakan orang tua dengan hal-hal sederhana. Rafi pernah bekerja membantu membuat kue di tempat saudaranya dengan upah Rp 50 ribu. Kemudian dia pulang ke rumah dan memberikan Rp 30 ribu dari gajinya untuk Rohani. "Dari punya duit sedikit saja sudah ketahuan mau membantu," katanya.
Thohir berujar Rafi adalah anak yang sederhana dan tidak banyak tingkah. Terkait dengan musibah yang menimpa anaknya, dia mendengar kabar tersebut dari teman Rafi dan warga yang berada di lokasi. Sebenarnya, saat itu Rafi hanya berniat membantu temannya yang ingin dikeroyok. Kemudian dia dan temannya lari. Nahas, Rafi jatuh sehingga dia dipukuli dan dibacok dengan senjata tajam.
Simak: Tawuran Cakung 1 Pelajar Tewas, Ini Usul KPAI
Rafi sempat dibawa ke Klinik Mitra Waras Pulogebang oleh salah satu saksi di lapangan. Setelah itu, dia dirujuk ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi untuk mendapat perawatan yang lebih baik. Namun Rafi meninggal dunia saat dalam perjalanan.
Dari keterangan polisi, korban mengalami 5 luka tusukan pada bagian punggung, 2 luka tusukan di bagian rusuk bawah ketiak sebelah kanan, 1 luka sobek di bagian lengan tangan kiri, 1 luka sobek di bagian punggung tangan kiri, dan 1 luka gores di bagian dengkul kaki kanan.
Hingga saat ini, Thohir masih belum bisa menerima kejadian penusukan akibat tawuran di Cakung tersebut. Dia menyerahkan penyelesaian kasus tersebut ke jalur hukum. Dia berharap pelaku dapat dihukum setimpal.