TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah insiden perusakan beberapa bagian di kantor Kementerian Dalam Negeri terjadi Rabu sore, 11 Oktober 2017. Sekelompok penolak putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilkada di Kabupaten Tolikara, Papua, melakukan perusakan,
Menurut Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri, Arief M. Edi, penyerangan ini bermula pada adanya sekelompok orang yang akan melakukan konsultasi dengan Kementerian Dalam Negeri. "Tadi itu hanya konsultasi kemudian ada yang memprovokasi. Nah akhirnya agak sedikit terjadi miskomunikasi," kata Arief ketika dihubungi Tempo, Rabu, 11 Oktober 2017.
Baca juga: Kemendagri Diserang Massa Unjuk Rasa, Ini Penyebabnya
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo sendiri mengatakan dirinya sebelumnya telah bertemu dengan mereka dua kali. Pertama di ruang kerjanya dan kedua pada Selasa malam di depan kantornya. Tjahjo juga mengatakan dirinya diminta oleh pendukung pasangan calon bupati Tolikara John Tabo-Barnabas Weya untuk menolak putusan MK tersebut dan tidak melantik pasangan yang menang, Usman Wanimbo-Dinus Wanimbo.
Arief menjelaskan, pagi tadi sekelompok orang menunggu pihak Kemendagri untuk berkonsultasi membahas masalah ini. Pertemuan itu, sebelumnya atas saran dari Mendagri, Tjahjo Kumolo ketika bertemu dengan mereka pada malam sebelumnya. Mereka diminta Tjahjo supaya bertemu dengan Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum, Sudarmo dan Dirjen Otonomi Daerah, Soni Sumarsono.
Namun, pertemuan tersebut tidak bisa terlaksana lantaran kedua Dirjen harus mengikuti rapat di Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan. Sebetulnya Arief sudah menemui mereka untuk membahas terkait persoalan tersebut, tetapi mereka tidak mau. Kemudian, mereka diminta untuk kembali pada pukul 14.00 supaya bisa bertemu dengan Dirjen.
"Mereka ngga mau, kemudian mereka pergi. Kita minta datang jam 14.00 siang, tetapi mereka ngga datang jam 14.00," kata Arief.
Arief mengatakan sebenarnya Sudarmo dan Sumarsono sudah ada di tempat sebelum pukul 14.00 untuk menemui kelompok massa. Tapi mereka menolak lantaran tidak seluruh perwakilan hadir.
Setelah ditunggu lebih dari 30 menit, kelompok tersebut tidak juga hadir dan akhirnya Sudarmo dan Sumarsono melanjutkan agenda rapat di kantor Kemendagri. Namun, lagi-lagi kata Arief mereka tidak mau menunggu dan kemudian berlanjut pada pengrusakan dan penyerangan.
"Kemudian tiba-tiba langsung marah-marah, nah teriak-teriaklah, bakar lah, rusak lah, lempar lah," ucap Arief.
Sementara itu, penyerangan tersebut mengakibatkan sembilan mobil dinas, satu mobil tamu dan satu bus mengalami kerusakan. Selain itu, beberapa kaca pecah di tiga gedung di area Kemendagri akibat lemparan batu.
Tak hanya itu beberapa pot tanaman dan bunga di Kemendagri rusak. Peristiwa ini jugs menyebabkan beberapa orang terluka.
"Ada satu staf, dan satu pihak pengamanan Kemendagri yang terluka di pelipis akibat terkena lemparan batu," kata Arief.