TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah foto menampilkan karangan bunga untuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat ambruk. Foto itu kini beredar viral di media sosial.
Keterangan di foto tersebut tertulis "Kirim ke Lapangan Banteng, enggak ada yang jaga. Jadinya begini. Dapat info pada malam hari ada beberapa pria berpakaian putih dengan menendang-nendang karangan bunga tersebut. Sungguh miris cara berfikir manusia seperti ini."
Tempo mengkonfirmasi saksi seorang pemilik warung yang setiap hari berjualan di dekat lokasi robohnya karangan bunga, Madura. Perempuan 82 tahun yang berjualan di kawasan Lapangan Banteng sejak 1977 itu membantah karangan bunga dihancurkan seseorang.
Madura mengaku menyaksikan beberapa karangan bunga untuk Ahok-Djarot sempat roboh pada Rabu, 11 Oktober 2017. Tapi, kata dia, bukan roboh karena dirusak orang, melainkan faktor cuaca. "Kemarin sore angin kencang, jadi roboh (tertiup angin)," ujar Madura kepada Tempo, Kamis, 12 Oktober 2017.
Menurut Madura, tidak ada satu pun orang yang merusak karangan bunga. Bahkan karangan bunga yang dipajang di sekitar Lapangan Banteng pun masih apik. Selain itu, kata dia, banyak petugas keamanan yang berjaga. “Saya enggak yakin ada orang yang berani macam-macam dengan karangan bunga kiriman pendukung Ahok-Djarot tersebut,” ucap Madura.
Pengakuan Madura diperkuat Surya Lesmana, petugas keamanan di Lapangan Banteng. Surya mengatakan setiap hari ada empat orang petugas keamanan yang berjaga 24 jam. Ia mengaku hanya ada satu karangan bunga yang sempat roboh.
Menurut Surya, penyebabnya adalah angin dan posisi karangan bunga itu di atas tanah gundukan. “Sehingga mudah roboh,” katanya. Dia menyebut karangan bunga yang roboh tersebut kemudian ditegakkan dan ditata kembali oleh dirinya bersama dengan temannya.
Beberapa karangan bunga untuk Ahok-Djarot yang mengganggu jalan dipindahkan ke belakang. "Kami tata ulang. Kami senderkan ke pagar, supaya kalau kena angin, tidak roboh," tutur Surya.