TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, yang esok mengakhiri masa jabatannya, memberikan penjelasan menarik mengenai penggantinya, Anies Baswedan dan Sandiaga S. Uno (Anies-Sandi).
Djarot tak mau memberikan wejangan kepada mereka untuk menjawab pertanyaan pers. "Tidak kasih wejangan. Sama-sama dewasa," kata Djarot di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Kamis, 12 Oktober 2017.
Bahkan Djarot meyakini bahwa pasangan dengan periode kerja 2017-2022 yang akan dilantik pada Senin sore, 14 Oktober 2017, tersebut lebih memahami persoalan dan tantangan di Jakarta ketimbang dia. Karena itu, ia meminta semua pihak, terutama warga Jakarta, tidak meragukan kemampuan Anies-Sandi.
"Saya optimistis kepemimpinan berikutnya akan lebih baik daripada kepemimpinan Basuki-Djarot," ujarnya.
Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu pun menjelaskan, yang terpenting dari masa kepemimpinan Ahok-Djarot adalah standar, sistem, dan landasan kinerja pemerintahan yang telah dibuat. Maka, tiga hal itulah yang menjadi tantangan bagi Anies-Sandi untuk meneruskannya pada masa yang akan datang.
"Saya berharap betul bahwa sistem yang sudah bagus ini akan diteruskan," ucap Djarot. "Tapi biarkan waktu yang menjawab."
Sejak 15 Juni 2017, Djarot menjabat Gubernur DKI Jakarta. Djarot, yang semula menjabat Wakil Gubernur DKI, menggantikan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mundur dari jabatannya karena menjalani masa hukuman 2 tahun penjara. Ahok diputus bersalah oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara dalam kasus penodaan agama.
Masa kepemimpinan Djarot berakhir pada 14 Oktober 2017. Tapi pelantikan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta dilaksanakan pada Senin, 16 Oktober 2017, karena 15 Oktober jatuh pada Minggu. Menurut aturan, pelantikan harus dilakukan pada hari kerja. Kemudian, pada Senin malam, Djarot dan Anies-Sandi akan melaksanakan prosesi serah-terima jabatan di Balai Kota DKI Jakarta.