TEMPO.CO, Jakarta - Analis komunikasi politik Universitas Islam Negeri Jakarta, Gun Gun Heryanto, mengatakan program seratus hari bagi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, Anies Baswedan san Sandiaga Uno, seharusnya tidak bisa dikatakan mitos. Program 100 hari Anies-Sandi itu, kata Gun Gun, merupakan kesan awal warga Jakarta bagi pemimpin barunya.
"Sehingga 100 hari bisa jadi indikator good will dan political will dari Anies-Sandi. Dari 100 hari itu bisa terlihat percepatan program lima tahun ke depan," ujar Gun Gun di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 14 Oktober 2017.
Baca Juga:
Gun Gun mengatakan, dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta lalu, Anies-Sandi juga harus menghadapi pemilih lawannya, yaitu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat. Apalagi, kata Gun Gun, pemilih Ahok-Djarot tergolong sebagai pemilih loyak atau strong voters.
"Orang akan dengan cepat komparasi. Menurut saya sangat penting, terutama soal good will, misal konsolidasi di awal tidak berlama-lama, menentukan arah," ujar Gun Gun.
Menurut Gun Gun, polarisasi pemilih saat Pilkada lalu masih terlihat. Sebetulnya, kata Gun Gun, hal tersebut bisa jadi berkah, karena itu akan jadi alat kontrol yang efektif dalam kepemimpinan gubernur baru.
"Bahaan kalau diam-diam saja, orang hanya akan cari aman. Tapi kalau dibenturkan akan jadi trigger. Nah, ini menyangkut skala prioritas Anies-Sandi," ujar Gun Gun.
Sikap Anies-Sandi pada 100 hari pertama tersebut, Gun Gun menambahkan, sangat menentukan arah 72 ribu aparatur sipil negara (ASN) dan Rp 71,8 triliun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.
Sebagai pendatang baru, Gun Gun menilai Anies-Sandi bisa menakhodai kapal barunya sejak awal. "Seharusnya, apa yang dilakukan di awal itu merupakan apa yang jadi skala prioritas awal. Setiap masuk masuk lingkungan baru, namun tanpa arah di awal, maka akan ada dampak domino," ujar Gun Gun.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Syarief, mengatakan tidak ada program 100 hari dalam kepemimpinanAnies-Sandi. Syarief mengatakan, bagi Anies-Sandi yang mesti dikejar hanyalah program prioritas.
"Program seratus hari ini sebetulnya mitos, tidak ada itu. Mungkin yang dimaksud adalah ekspektasi masyarakat pada hari-hari gubernur dan wagub dalam memanfaatkan momentum," ujar Syarief.
Mantan Ketua Tim Transisi Anies-Sandi, Sudirman Said, sejalan dengan Syarief bahwa program seratus hari itu setengahnya adalah mitos. Menurut Sudirman, program kerja lima tahun seorang pemimpin tidak bisa dilihat dari seratus hari kerja.
"Langkah pertama seorang pemimpin pasti akan dijadikan indikator, arahnya ke mana, janjinya akan terpenuhi atau tidak, tapi itu masih jauh dari akurat. Masih ada waktu masukan apa-apa yang masuk akomodasi selama lima tahun kepemimpinan Anies-Sandi," ujar Sudirman lewat sambungan telepon.
LARISSA HUDA
Baca juga: Pemilu 2019: Nasib Jokowi vs Penantang Baru