TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan berkomentar banyak soal rombongannya, yang menjadi penyebab kemacetan di kawasan Puncak, Bogor, Sabtu, 21 Oktober 2017. Gestur tubuh Anies menyimbolkan penolakan dengan cara menggelengkan kepalanya.
"Sudah dijelaskan (oleh tim komunikasi gubernur)," ujarnya di sela haul ke-50 KH Muhammad Mansyur dan 300 tahun pendirian Masjid Jami Al-Mansyur di Jembatan Lima, Jakarta Barat, Ahad, 22 Oktober 2017.
Kemarin, Anies beserta rombongan menghadiri kegiatan tea walk atau gerak jalan di perkebunan teh Gunung Mas di kawasan Puncak, Bogor. Acara itu digelar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan diikuti sekitar 8.000 pegawainya.
Simak: Begini Kemacetan di Puncak Bogor saat Rombongan Anies Terobos One Way
Melalui keterangan tertulis, Ketua Tim Komunikasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, Naufal Firman Yusak, mengatakan, sebelum acara tea walk, Dinas Perhubungan sudah mengirim surat kepada Kepala Korlantas Mabes Polri perihal permohonan bantuan perlintasan VVIP dan pengaturan lalu lintas.
Surat tembusannya dikirim dan diterima Kepolisian Resor Bogor pada 12 Oktober atas nama Nurdin. Menurut Naufal, panitia acara juga telah berkoordinasi dengan pengelola kawasan dan kepolisian terkait dengan rencana kegiatan tersebut.
Menurut Naufal, kepadatan arus lalu lintas di jalur Puncak bukan semata disebabkan acara tea walk. Mewakili panitia, Naufal juga meminta maaf karena telah menyebabkan kemacetan di jalur Puncak.
Masalah ini menjadi ramai ketika Kepala Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Besar Andi Muhammad Dicky mengatakan tidak ada surat pemberitahuan ke Polres Bogor dari anak buah Anies Baswedan perihal kegiatan tersebut. Akibatnya, kedatangan pemimpin Jakarta dan ribuan pegawainya tersebut menyebabkan kemacetan parah di jalur utama Puncak sejak Sabtu siang.
LARISSA HUDA
Baca juga: Pak Anies, Pejabat Daerah Tak Bisa Diistimewakan di Jalan