TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Jakarta Barat akan segera menangani permasalahan pencemaran di Kali Grogol-Kyai Tapa. Air kali yang menghitam dan mengeluarkan bau busuk itu mengganggu indra penciuman setiap orang yang melaluinya.
“Kami sedang mencari tahu penyebabnya dan akan segera ditindaklanjuti,” ucap Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Barat Imron Syahrin saat dihubungi Tempo pada Jumat, 27 Oktober 2017.
Saat Tempo mendatangi lokasi itu, Kali Grogol yang terletak dekat dengan halte Transjakarta Grogol 2 itu membuat setiap orang yang melewatinya menutup hidung dan menahan napas sambil mengernyitkan dahi. Orang-orang mempercepat langkahnya karena tidak tahan dengan bau busuk yang keluar dari kali itu.
Imron mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kepala Bidang Air Baku Air Limbah serta Suku Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) untuk mengatasi permasalahan itu. “Kemarin sudah dilakukan pengambilan sampel air Kali Grogol-Kyai Tapa. Hasil analisisnya akan keluar dalam dua pekan,” ujarnya.
Baca: Gubernur Bangkok Ingin Belajar ke Jakarta Soal Kebersihan Sungai
Sejauh ini, kata dia, salah satu penyebab pencemaran air di Kali Grogol-Kyai Tapa adalah banyaknya limbah rumah tangga yang mengalir ke kali itu. “Terlebih semua saluran air di Jakarta Barat bermuara di sana,” tuturnya.
Untuk mengatasi air limbah yang dibuang langsung ke sungai atau kali perlu dibuatkan pengolahan limbah komunal. “Jadi limbah yang dibuang atau disalurkan ke sungai atau kali sudah di ambang batas aman,” katanya.
Kali Grogol adalah sungai yang mengalir di bagian barat DKI Jakarta. Bagian hilir sungai asalnya sudah dibentuk menjadi kanal-kanal dengan pintu-pintu air di sepanjang tepiannya.
Bangunan-bangunan liar di pinggir sungai itu sudah diratakan dengan tanah pada 2014 dan paling sedikit 58 keluarga sudah diberikan perumahan pengganti. Di tepi kali itu dulu direncanakan akan dibangun taman. Namun, sampai saat ini, lokasi itu masih berupa tanah kering yang sering dijadikan tempat nongkrong polisi dan petugas Transjakarta.