JAKARTA - Polisi memastikan kasus bullying atau persekusi SARA yang menimpa salah satu siswa sekolah Dasar Negeri 16 Ciracas, Pasar Rebo, Jakarta Timur, tidak benar.
"Tidak benar beritanya," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan pada Rabu, 1 November 2017.
Menurutnya, polisi telah meninjau SDN 16 Ciracas, yang ternyata berada di Pekayon, untuk mengonfirmasi kasus bullying ini. "Setelah dicek di SD tidak benar," kata Argo.
Menurut Argo, polisi juga telah menemui anak yang diduga sebagai korban persekusi itu.
"Ya, (masih sekolah). Yang bersangkutan tidak sakit," kata dia.
Kabar perisakan tersebut pertama kali tersebar dari sebuah akun Facebook yang bernama Bearo Zalukhu yang menceritakan kisah keponakannya yang bernama JSZ. Pada tulisan tersebut tertulis JSZ bersekolah di SDN 16 Ciracas, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Dalam kirimannya, Bearo menuliskan ada tindakan radikal dan bernada suku, agama, ras, dan antagolongan (SARA) dalam perisakan yang terjadi pada keponakannya.
JSZ dikabarkan tidak berani masuk sekolah akibat karena mendapatkan perlakuan kasar dari teman-temannya, termasuk ditusuk pena di bagian tangannya.
JSZ juga diolok-olok dengan sebutan bernada rasis, kemudian guru yang melihat tindakan tersebut diceritakan hanya diam.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan DKi Jakarta dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan SDN 16 Ciracas tidak ada. Ternyata yang benar adalah peristiwa persekusi itu terjadi di SDN 16 Pekayon.
Berdasarkan tinjauan KPAI, memang ada siswa SDN 16 Pekayon yang disebut 'Ahok' karena mata sipitnya. Namun, KPAI tidak menemukan bullying dan bekas luka tusukan pena di tangan JSZ seperti yang dikabarkan Bearo Zalukhu dalam akun Facebooknya.