TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai peristiwa bullying atau perisakan terhadap JSZ yang bernada rasisme di Sekolah Dasar Negeri 16 Pekayon, Jakarta Timur, harus menjadi momentum pembenahan perlindungan anak. KPAI akan melakukan berbagai upaya agar peristiwa serupa tidak terjadi kembali.
"KPAI akan bertemu dengan Dinas Pendidikan pada 7 November nanti untuk mendorong pemerintah melakukan evaluasi terhadap sekolah-sekolah," ucap Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti dalam keterangan tertulis pada Jumat pagi, 3 November 2017.
Retno mengatakan evaluasi itu sangat penting untuk mencegah serta mengatasi perisakan dan potensi persekusi. "Tidak hanya di jenjang SD, tapi juga SMP dan SMA/SMK," ujarnya.
Baca: Polisi Sebut Siswa SD Pekayon Alami Bullying Sejak 2 Bulan Lalu
Pelajar JSZ yang diduga menjadi korban perisakan dan persekusi di sekolahnya memilih pindah sekolah. JSZ pindah ke SD Kristen SB Jakarta Timur pada Kamis, 2 November 2017.
Menurut Retno, KPAI juga sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait dengan dua anak pelaku yang semuanya dalam kondisi baik secara psikologis. "Jadi tidak membutuhkan pemulihan psikologis lagi," tuturnya.
Namun, kata Retno, KPAI akan terus memantau kondisi JSZ dan akan mengawasi perkembangannya di sekolah JSZ yang baru.
Kabar perisakan terhadap JSZ pertama kali tersebar dari sebuah akun Facebook bernama Bearo Zalukhu yang menceritakan kisah keponakannya bernama JSZ. Dalam uanggahannya, Bearo menuliskan, ada tindakan radikal serta pernyataan yang menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam perisakan yang terjadi pada keponakannya.
Buntut perisakan itu, JSZ dikabarkan takut masuk sekolah. Selain mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya, JSZ ditusuk pena di bagian tangannya dan diolok-olok dengan sebutan bernada rasisme. Guru yang melihat tindakan tersebut diceritakannya hanya diam.
Berdasarkan tinjauan KPAI, memang ada siswa SDN 16 Pekayon yang disebut “Ahok” karena mata sipitnya. Namun KPAI tidak menemukan perisakan dan bekas luka tusukan pena di tangan JSZ, seperti yang dikatakan Bearo Zalukhu dalam akun Facebook-nya.