Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rumah Berlapis atau Susun, Anies Minta Jangan Terjebak pada Idiom

Reporter

Editor

image-gnews
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menemui warga Bukit Duri di pendopo Balai Kota Jakarta, Jumat, 27 Oktober 2017. TEMPO/Larissa
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menemui warga Bukit Duri di pendopo Balai Kota Jakarta, Jumat, 27 Oktober 2017. TEMPO/Larissa
Iklan

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta semua pihak untuk tidak terjebak dengan penyebutan rumah berlapis dan rumah susun (rusun).

"Sebaiknya kita jangan terjebak pada idiom, penamaan," kata Anies di Balai Kota DKI, Selasa, 7 November 2017.

Anies mengatakan, yang terpenting adalah cara pemanfaatan areal tanah seefisien mungkin agar bisa ditempati warga. Menurut Anies, konsep rumah berlapis itu merupakan bagian dari penataan sebuah kawasan kumuh.

Kawasan kumuh yang menjadi prioritas untuk dibangun melalui konsep itu adalah Kampung Akuarium dan Bukit Duri.

Anies mengatakan akan melibatkan warga setempat untuk membuat rancangan dan desain rumahnya. Rembukan, kata dia, harus dilakukan supaya rumah yang terbangun sesuai denan kondisi sosisologis dan potret ekonomi di sana.

"Sehingga menghasilkan kenyamanan bagi mereka," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anies mengatakan, rumah berlapis sama saja dengan rumah susun. Hanya, kata dia, rumah berlapis memiliki intensitas rendah yang tingkatnya tidak lebih dari 8 lantai.

Setiap warga yang dibuatkan rumah berlapis akan mendapat slot rumah, yang minimal ukurannya sama seperti rumah sebelumnya. Lokasinya juga tidak terlalu jauh dari tempat tinggal semula.

Konsep peremajaan kampung yang kerap disuarakan Anies adalah tidak merelokasi warga ke tempat yang jauh. Lokasinya tetap berada di tempat yang ditinggali, hanya bangunannya ditinggikan menjadi rumah berlapis.

Sehingga tanah yang tersisa dari program Anies Baswedan-Sandiaga Uno ini bisa dimanfaatkan untuk area taman bermain.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anies Baswedan dan Sandiaga Uno Belum Klop Soal Trotoar

8 November 2017

Ilustrasi trotoar. TEMPO/Tony Hartawan
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno Belum Klop Soal Trotoar

Anies Baswedan, menurut Sandiaga Uno, ingin model pemanfaatan trotoar Sudirman-Thamrin diterapkan di kawasan lainnya.


Imam Besar Masjid New York Puji Gubernur Anies Sosok Tauladan

3 November 2017

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Imam Besar Masjid New York di Balai Kota DKI, 3 November 2017. Tempo  / Friski Riana
Imam Besar Masjid New York Puji Gubernur Anies Sosok Tauladan

Shamsi Ali menitipkan pesan untuk Anies Baswedan agar mengedepankan kepentingan bersama.


Soal Penutupan Hotel Alexis, Anies: Tidak Perlu Didesak

26 Oktober 2017

Kondisi di depan Hotel Alexis, Pademangan, Jakarta Utara tampak seperti biasa, lenggang. Tidak ada tanda-tanda akan aksi massa atau demonstrasi pada 19 Oktober 2017. TEMPO/Dewi
Soal Penutupan Hotel Alexis, Anies: Tidak Perlu Didesak

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan tidak akan mengingkari janjinya untuk menutup Hotel Alexis.