TEMPO.CO, Jakarta - Azzahra Medical Center tempat dr. Letty Sultry ditembak suaminya tampak lengang malam ini. Tidak ada garis polisi dipasang di lokasi kejadian.
Tidak ada juga satpam yang berjaga. Hanya ada beberapa media televisi yang masih menyorot lokasi kejadian. Beberapa orang yang melintas berhenti dan bertanya. Ada juga yang hanya sekedar melambatkan kecepatan dan menoleh sejenak ke Klinik itu kemudian berlalu.
Klinik yang berada di Jalan Dewi Sartika Nomor 352, Cawang, Jakarta Timur itu merupakan bangunan Rumah Toko (Ruko) gandeng tiga yang terdiri dari tiga lantai. Di sebelahnya terdapat Agra Mas Wisata Umroh, sementara dua bangunan lainnya milik Azzahra Medical Center.
Baca: Cerita Saksi Sebelum Dokter Hilmi Tembak Istri di Klinik Azzahra
Joko, salah seorang yang biasa menginap di Ruko Agra Mas mengaku ketakutan setelah kejadian penembakan itu. "Seram, auranya beda. Saya jadi enggak berani tidur disini, yang biasanya jaga malam di klinik juga kabur ketakutan," kata Joko saat ditemui Tempo di lokasi kejadian pada Kamis malam, 9 November 2017.
Saat Tempo mendatangi lokasi itu, ruko yang dicat berwarna kuning kecokelat-cokelatan itu tampak sudah agak pudar. Hanya ada satu lampu teduh yang menerangi di bagian luar sehingga menambah kesan seram jika dilihat dari luar. Di bagian depan ruko terdapat lahan parkir sekitar tujuh meter dan ditutupi dengan kanopi berwarna hitam.
Baca: Dokter Korban Penembakan Tewas Tertembus Enam Peluru
Joko yang biasanya menginap seorang diri di ruko sebelah Klinik Azzahra itu, malam ini mengungsi ke rumah temannya. "Saya masih enggak nyangka, wajahnya masih kebayang tadi pagi ketemu," kata Joko.
Joko mengaku akrab dengan Letty semasa hidupnya dan dia menyayangkan kejadian yang menimpa Letty. "Kok sampai tega begitu suaminya ya," kata dia dengan wajah sedih.
Letty , seorang dokter, ditembak hingga tewas di Klinik Azzahra, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur pada Kamis, 9 November 2017 sekitar pukul 14.00 WIB oleh suaminya sendiri yang juga merupakan seorang dokter, Hilmi. Letty tewas setelah ditembak dengan enam peluru oleh suaminya itu. Setelah membunuh istrinya, Hilmi menyerahkan diri kepada polisi.