TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan anggota Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan, serta polisi telah bersiaga di depan Balai Kota DKI Jakarta sejak pagi untuk menjaga demonstrasi buruh yang dilakukan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Ribuan buruh dilaporkan akan berunjuk rasa di depan Balai Kota DKI pada Jumat, 10 November 2017
Ketua Departemen Komunikasi dan Media KSPI Kahar mengatakan aksi itu akan dipimpin langsung Presiden KSPI Said Iqbal. "Pak Iqbal akan turun," kata Kahar saat dihubungi Tempo.
Kahar mengatakan ada tiga tuntutan utama dalam aksi unjuk rasa, di antaranya mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 guna melawan upah murah serta menolak dan melakukan revisi upah minimum provinsi (UMP) DKI 2018 sebesar Rp 3,6 juta.
Baca: Merasa Dikibuli Anies-Sandi, Buruh Ungkap 10 Poin Kontrak Politik
Dalam kesempatan itu, para buruh juga akan mencabut mandat dukungan terhadap Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno karena kecewa akan penetapan UMP DKI 2018. Tuntutan terakhir adalah menurunkan harga listrik serta sembako.
Setelah berorasi di Balai Kota DKI, Kahar menuturkan para buruh akan long march ke Istana Negara untuk menuntut hal serupa. Rencananya polisi mengerahkan 15 ribu personel demi mengamankan aksi hari ini. Selain pengamanan, polisi berencana melakukan pengalihan arus lalu lintas situasional.
Untuk mengikuti demonstrasi buruh KSPI hari ini, beberapa kelompok buruh telah menggelar aksi long march dari sejumlah daerah menuju Jakarta. Aksi itu terbagi dalam tiga kelompok, yakni kelompok yang berangkat dari Bandung, Bogor, juga Cilegon.