TEMPO.CO, Bekasi - Banjir yang terjadi akibat luapan Kali Bekasi masih menjadi ancaman bagi masyarakat yang tinggal di Perumahan Pondok Mitra Lestari, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Untuk itu, paguyuban warga membentuk tim koordinator guna mengantisipasi siklus banjir lima tahunan.
"Siklus banjir lima tahunan mulai 2007,” kata koordinator paguyuban warga perumahan Pondok Mitra Lestari, Zani Yaqien, Sabtu, 11 November 2017. Pada 2012 musibah serupa terjadi lagi dan dikhawatirkan tahun ini akan terulang. “Kami perlu melakukan langkah waspada datangnya siklus tersebut."
Menurut Zani, tim koordinator yang dibentuk itu beranggotakan 15 pengurus RT. Setiap anggota tim nantinya saling berbagi informasi dan meningkatkan kegiatan penanggulangan banjir di lingkungan masing-masing.
Pada siklus lima tahunan yang terjadi periode sebelumnya, sebanyak 450 keluarga di Pondok Mitra Lestari terpaksa mengungsi. Kali Bekasi mengalir tepat di sisi perumahan tersebut. "Mobil saja ada beberapa yang hanyut,” ujar Zani. “Kalau barang-barang rumah tangga sudah biasa terendam, seperti kulkas, lemari, kasur, dan mesin cuci, juga beberapa surat-surat penting."
Zani menambahkan, pembentukan tim koordinator menjadi agenda lanjutan dari kegiatan normalisasi saluran air yang dilakukan warga secara swadaya sejak Oktober 2017. "Normalisasi saluran ini masih bersifat parsial karena keterbatasan dana. Kegiatan normalisasi hanya berlangsung di RT 08 dan RT 10," ucapnya.
Salah satu bentuk antisipasi yang sudah disiapkan adalah memasang alarm peringatan banjir di rumah pompa RT 10. Jika ketinggian air di atas 600 sentimeter, alarm akan otomatis berbunyi. Ketinggian air tersebut sudah sejajar dengan badan jalan di lingkungan perumahan. “Itu siaga 1, warga harus waspada," kata Zani. "Biasanya, air kiriman dari Bogor itu datang selama tiga jam. Kami hanya punya waktu sedikit untuk evakuasi."
Edy Permadi, Ketua RW 13 yang juga anggota tim koordinator, mengatakan upaya antisipasi banjir akan melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, petugas kecamatan, petugas kelurahan, serta Dinas Sosial setempat. "Kami telah bersurat kepada Pemkot Bekasi untuk mendorong perbaikan tanggul kali yang ambles sejak 2016,” tuturnya.