TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum dibunuh oleh suaminya, dokter Letty kerap menerima perlakuan kasar dan kekerasan dalam rumah tangga dari dokter Ryan Helmi. Yeti Irma, kakak ipar dokter Letty mengatakan dokter Letty pernah diseret dan hampir dibakar oleh suaminya hingga mengalami trauma. Bahkan dokter Letty sempat tidak berani keluar rumah serta berhenti bekerja selama dua bulan akibat kejadian itu.
Menurut Yeti dan ketua tim kuasa hukum keluarga dokter Letty, Ori Rahman, Helmi juga pernah memukul kepala Letty menggunakan ponsel perempuan itu secara bertubi-tubi. “Handphone-nya itu dipukulkan ke kepala Letty hingga pecah ya, sampai hancur, bertubi-tubi,” kata Ori.
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berulang kali dilakukan Helmi itu membuat pihak keluarga dokter Letty mengadukan dokter kecantikan itu ke polisi. Tindak kekerasan itu pula yang membuat dokter Letty akhirnya minta cerai.
Baca: Cerita Ojek Online yang Ditumpangi Helmi Usai Tembak Dokter Letty
Sejak kejadian KDRT tersebut hingga kasus penembakan, Yeti menjelaskan bahwa keluarga tersangka yaitu Ryan Helmi belum melakukan komunikasi dan meminta maaf langsung kepada keluarga Letty.
“Sampai sekarang ini juga enggak ada. Enggak ada sama sekali. Dari kejadian KDRT yang terakhir sampai pembunuhan gak ada minta maaf,” kata Yeti.
Dokter Ryan Helmi menembak istrinya, dokter Letty Sultri sebanyak enam kali pada bagian badan sekitar pukul 14.00, Kamis, 9 November 2017. Sebelum kejadian mereka terlibat adu mulut. Dugaan sementara, pembunuhan itu dilatarbelakangi cekcok lantaran Letty meminta cerai setelah lima tahun menikah tapi belum dikaruniai anak.
Kini tersangka pembunuhan dokter Letty, Ryan Helmi bisa dijerat Pasal 340 dan 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan. Ia juga akan dikenakan Undang-undang Darurat No. 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api tanpa izin.
ZUL’AINI FI’ID N. | TD