TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengundang empat pemilik lahan, yang terkena proyek stasiun mass rapid transit (MRT) di Jalan Fatmawati, makan malam di Balai Kota.
“Pertemuan merupakan ungkapan terima kasih karena telah membantu kelancaran proyek MRT Jakarta,” kata Sandiaga di Balai Kota Jakarta, pada Selasa 14 November 2017.
Salah seorang yang diundang adalah Mahesh Lalmalani, pemilik toko di lahan proyek stasiun MRT di Jalan Haji Nawi-Fatmawati.
Sandiaga berterima kasih kepada empat pemilik lahan yang akhirnya mau menjual lahan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Bahkan, atas sikapnya mau melepas asetnya demi proyek MRT, Mahesh sempat dibicarakan Presiden Joko Widodo.
"Kemarin, baru makan malam sama Pak Mahesh. Saking terkenalnya, Pak Mahes itu sampai dibicarakan Pak Jokowi," ujar Sandiaga.
Sebelumnya, empat orang itu tidak mau menjual lahan miliknya kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mereka meminta ganti rugi Rp 120 juta per meter persegi. Mahesh lalu menggugat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atas kasus pembebasan lahan ini.
Menurut Mahesh, nilai tanahnya yang ditaksir pemerintah tidak sesuai dengan harga hasil appraisal. Pemerintah menawarkan Rp 33 juta meter per meter persegi, sedangkan warga menuntut Rp 150 juta. Namun Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutuskan nilai lahan dan bangunan Mahesh bernilai Rp 30-33 juta meter persegi.
Menurut Sandiaga, Mahesh mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan MRT. Bahkan, kata dia, Mahesh membaca buku tentang MRT secara detail. Meski Mahesh sempat mengeluhkan lahannya yang terdampak, Sandiaga menuturkan lahan tersebut berpotensi ramai pembeli setelah stasiun MRT rampung.
"Kemarin, kami undang untuk makan malam sebagai ucapan terima kasih dan teman-teman yang terdampak di sekitar stasiun. Saya bilang Insya Allah pada daerah di sekitar stasiun itu akan meningkat," ucap Sandiaga.