TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan pengamen tewas setelah lompat dari bus Kopaja yang tengah melaju. Karena tidak bisa menjaga keseimbangan, perempuan bernama Anik, 40 tahun, itu jatuh dan kepalanya membentur trotoar. “Sepertinya meninggal di tempat,” kata Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Ansori lewat keterangan tertulis, Ahad, 19 November 2017.
Menurut Ansori, kecelakaan itu terjadi di perempatan Cilandak, Jakarta Selatan. Anik mengamen di Kopaja itu bersama anaknya, Angga, 5 tahun. Dia naik ke bus saat lampu lalu lintas berwarna merah. "Ketika lampu hijau, Kopaja jalan, Anik buru-buru turun,” katanya.
Anik jatuh dan tak sadarkan diri. Petugas Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menemukan Anik sudah tergeletak dengan posisi tangan masih menggegam ukulele. Sedangkan Angga menangis di samping Anik. Petugas segera melarikan Anik ke RSUD Pasar Minggu. Namun petugas medis mengatakan perempuan itu sudah meninggal.
Dalam kecelakaan itu, Angga juga mengalami luka berupa benjolan di kepala dan goresan di beberapa bagian tubuhnya.
Berdasarkan penelusuran petugas P3S, Anik mengamen untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Suaminya bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Induk Kramatjati.
Selain Angga, Anik juga memiliki dua anak lainnya, yakni Daus, 16 tahun, dan Sabila, 8 tahun. “Dia biasa ngamen di jalanan atau bus bersama Angga di kawasan Pasar Rebo, Kampung Rambutan, dan Cilandak," ucap Ansori.
Setelah Anik tewas, petugas Sudin Dinsos Jakarta Selatan tengah mengusahakan agar Angga dan dua kakaknya dapat diasuh di panti sosial. "Agar mereka mendapatkan kehidupan yang layak dan dapat bersekolah, sehingga tidak menjadi pengamen di jalan," kata Ansori.