TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati mengatakan segera menyerahkan rencana bisnis kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk meminta dana public service obligation (PSO) sekitar Rp 40 miliar. Pemberian dana PSO untuk 2018 itu telah disetujui Wakil Gubernur Sandiaga Uno dalam rapat koordinasi di Balai Kota Jakarta pada Kamis pagi, 23 November 2017.
“Paling Senin pekan depan saya serahkan business plan,” ucap Marina ketika dihubungi Tempo seusai rapat.
Menurut Marina, pertemuan tadi membahas tindak lanjut penghapusan penyertaan modal daerah (PMD) yang diajukan badan usaha milik daerah itu sebesar Rp 39 miliar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2018. Anggaran itu untuk menjalankan penugasan dari Pemprov DKI dalam menstabilkan harga pangan serta memasok bahan pangan subsidi berupa daging sapi dan ayam.
Baca: Sandiaga Sebut Sudah Berpelukan dengan Dirut Dharma Jaya
Hadir dalam rapat koordinasi membahas Dharma Jaya, Wakil Gubernur Sandiaga Uno; Marina; Kepala Badan Pembinaan BUMD; Asisten Ekonomi; Kepala Biro Ekonomi DKI Jakarta; Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dan wakilnya; Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP); Direktur Utama dan Direktur Bisnis Bank DKI; serta eselon III dari masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI Jakarta.
Marina menuturkan Dharma Jaya akan mengajukan sekitar Rp 40 miliar untuk kebutuhan membeli stok daging sapi dan ayam satu bulan berjalan plus bulan berikutnya. Kemudian bulan selanjutnya kucuran dana dengan sistem reimburse ke BPKD melalui DKPKP.
Sebelumnya, Dharma Jaya mendapat dana talangan sebesar Rp 9 miliar dengan pembayaran reimburse hingga dua bulan sejak pengajuan. “Ini memberatkan. Makanya sama minta PMD, tapi ditolak. Lalu sekarang mendapat PSO,” ucap Marina.
Dia pun mengatakan, dalam rapat koordinasi yang dipimpin Sandiaga Uno tersebut, Marina menjelaskan tentang bisnis Dharma Jaya berikut pencapaian keuntungan Rp 900 juta pada 2016 yang belum pernah terjadi sebelumnya. Marina menjabat direktur utama sejak Desember 2014. Mulai 2012, Dharma Jaya tak pernah untung, bahkan kerugian paling besar Rp 13,7 miliar terjadi pada 2014.
Menurut Marina, dalam pertemuan itu, Bank DKI juga menawarkan kredit jika Dharma Jaya membutuhkan. Namun dia menolak karena, dengan bunga kredit 10,5 persen yang ditawarkan, tidak masuk akal untuk melaksanakan penugasan subsidi dan stabilitas harga pangan. Berbeda halnya jika kredit bank itu untuk keperluan bisnis.
“Kepada Pak Sandiaga Uno, saya sampaikan, pinjam uang bank untuk penugasan subsidi itu tidak masuk akal,” ujar Marina.