TEMPO.CO, Bogor - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendatangi rumah orang tua Muhamad Raih Syahdan, 16 tahun, pelajar SMP Islam Asy Syuhada Rumpin, korban tewas duel ala gladiator di Kabupaten Bogor, Selasa 28 November 2017. Duel yang melibatkan tiga pasang pelajar SMP di Kecamatan Rumpin itu terjadi pada Jumat 24 November 2017.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan kedatangannya ke keluarga korban di Kampung Sawah RT 03/ 01 untuk mengawasi langsung dan melakukan investigasi karena di wilayah Jawa Barat kasus serupa juga pernah terjadi. "Kejadian tarung ala gladiator yang korban tewasnya adalah pelajar seperti ini, di Jawa Barat sudah terjadi tiga kasus," kata dia.
Kasus pertama duel maut terjadi di Kota Bogor menewaskan Hilarius Christian, 16 tahun, siswa SMA Budi Mulya. Kasus kedua terjadi di Sukabumi yang menewaskan siswa SMP. "Kasus tarung ala gladiator kali ini terjadi di Kabupaten Bogor yang menewaskan MRS, pelajar SMP di Kecamatan Rumpin," kata dia.
Baca: Polisi Sebut Duel ala Gladiator SMP Rumpin untuk Uji Ilmu Kebal
Retno mengatakan berdasarkan keterangan orang tua korban yang ditemui KPAI saat mendatangi rumahnya mengatakan jika korban dikenal pintar mengaji, bahkan mengajar ngaji anak-anak di kampung tersebut. "Karena dia pintar mengaji sehingga sebagian orang di kampungnya menganggap jika korban pun memiliki ilmu kebal, padahal tidak," kata komisioner KPAI itu.
Kondisi geografis kampung tempat tinggal korban dan keluarganya berbatasan dengan Banten, sehingga masih banyak penduduknya yang percaya dengan ilmu kekebalan tubuh. "Faktor-faktor inilah yang membuat korban terlibat atau mungkin dilibatkan dalam tarung tersebut," kata dia.
Retno mengatakan, peristiwa duel ala gladiator yang menewaskan korban kemungkinan besar terjadi karena lemahnya pengawasan dari orang dewasa, baik di sekolah maupun di masyarakat. "Meski tarung ini dilakukan di luar lingkungan dan jam sekolah, seharusnya sekolah peka terhadap potensi seperti ini," kata dia.