TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan korban wabah difteri di DKI ada 22 orang berusia di bawah 10 tahun selama tahun ini. "Umumnya anak-anak. Ada yang belum divaksin, ada juga yang sudah. Kami masih menelusuri," kata Koesmedi saat ditemui di Panti Sosial Bina Grahita Belaian Kasih, Jalan Peta Utara, Kalideres, Jakarta Barat, pada Rabu pagi, 6 Desember 2017.
Koesmedi mengatakan semua korban wabah difteri tersebut sudah diobati dan sembuh. Wabah itu berasal dari bakteri Corynebacterium diphtheria, yang penyebarannya cukup cepat melalui udara.
Wabah difteri bisa dicegah dengan vaksinasi sejak bayi. Kemudian vaksinasi lanjutan atau booster di usia 2 tahun untuk menguatkan vaksin pertama.
Untuk mengantisipasi agar wabah tidak meluas, Koesmedi sudah memerintahkan tiap pusat kesehatan masyarakat di DKI waspada. Jika ada pasien yang terkena difteri, ia meminta petugas melakukan surveillance, yaitu melacak sampai sejauh mana dan muasal kuman itu menjangkiti korban.
Baca: Awas Wabah Difteri: RSUD Tangerang Rawat 30 Pasien, 2 Meninggal
Wilayah perbatasan DKI, seperti Kabupaten Tangerang, telah menetapkan status kejadian luar biasa difteri sejak 31 Oktober 2017. Penyakit akibat infeksi bakteri pada selaput lendir hidung dan tenggorokan itu telah menewaskan empat orang di Tangerang dan puluhan lain harus menjalani perawatan. Korban yang meninggal rata-rata berusia 4-6 tahun.
Dinas Kesehatan setempat mencatat saat ini total warga Kabupaten Tangerang yang terjangkit difteri berjumlah 23 orang. Dua di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit umum daerah setempat.
Di RSUD Kabupaten Tangerang, masih ada delapan pasien difteri yang dirawat di ruang isolasi hingga saat ini. Pasien difteri yang dirawat di RSUD tersebut berjumlah 30. Mereka berasal dari Banten, DKI Jakarta, dan Depok. Sebagian besar dari mereka diperbolehkan pulang karena sudah pulih.