TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan Pemerintah Provinsi DKI telah menyediakan karung pasir dan pompa air sebagai bentuk pencegahan dan penanganan banjir rob di Jakarta Utara.
Sandiaga mengatakan, untuk penanganan jangka pendek, solusinya adalah menyiapkan karung pasir dan pompa. Sedangkan untuk jangka panjang, pemerintah DKI bergantung pada National Capital Integrated Coastal Development atau proyek tanggul raksasa.
“Saya langsung perintahkan Pak Rustam Effendi (staf khusus) menindak langsung kebutuhannya apa,” ujar Sandiaga kepada Tempo, Rabu, 6 Desember 2017.
Baca: Kata Anies Baswedan Soal Banjir Rob Hari Ini di Jakarta Utara
Namun Arta Sahara, warga yang menjadi korban banjir di RT 20 RW 17 Blok C Penjaringan, Jakarta Utara, mengatakan karung pasir dan pompa air yang disediakan Sandiaga itu tidak cukup untuk mencegah banjir rob. Pria 47 tahun itu mengimbau Pemprov DKI meninggikan tanggul Gedung Pompa Waduk Pluit tidak hanya dengan karung, tapi beton.
Menurutnya, peninggian tanggul dengan karung pasir akan percuma karena tidak bertahan lama. “Besok juga sudah meluap lagi,” ucapnya.
Saat Tempo mengunjungi rumahnya, Arta bersama istrinya sedang sibuk mengeluarkan air dari ruang tamu dengan pompa dan sekop karet. Ia menunjukkan bekas genangan air di tembok rumahnya yang basah. Banjir di rumah Arta berlangsung pukul 08.00 hingga 14.00 dengan ketinggian beberapa sentimeter di atas mata kaki orang dewasa.
Arta menuturkan Pemprov DKI Jakarta bergerak lamban dalam mencegah banjir rob. Seharusnya, sehari sebelum banjir terjadi, Pemprov DKI melakukan pencegahan. “Kan banjirnya Selasa, ya. Seharusnya Pemprov sudah memprediksi dan datang hari Senin,” tuturnya.