TEMPO.CO, Depok - Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Noerzamanti Lies Karmawati mengatakan penyebaran difteri telah menjadi kejadian luar biasa di Depok. Ditemukan 12 kasus difteri di Depok.
"Seorang balita berusia 4 tahun warga Kecamatan Cilodong meninggal akibat positif difteri," kata Lies kepada Tempo, Kamis, 7 Desember 2017.
Menurut Lies, dari 12 kasus suscpect difteri, sebanyak empat orang positif difteri. "Penyebarannya itu di wilayah Sukmajaya,Cilodong dan Tapos,” tuturnya.
Baca: Tangerang KLB Difteri, Sejuta Penduduk Diimunisasi Pekan Depan
Gejala yang dialami pasien suspect difteri yakni batuk, demam, sesak nafas, sakit saat menelan, dan ada pseudomembaran di tenggorokan. Pasien juga mengalami pembesaran kelenjar getah bening di leher.
Untuk memastikan bahwa gejala suspect itu positif difteri harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. “Kalau positif difteri, hasil laboratorium dari spesimen apus tenggorakan akan ditemukan kuman Corynebacterium difteri," ujarnya.
Dinas Kesehatan Kota Depok sudah mengambil langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran virus difteri terkait temuan 12 kasus difteri. Untuk mengintensifkan sosialisasi dan menggalakkan imunisasi, Dinkes Kota Depok akan melakukan outbreak response immunization (ORI).
Baca: Dinas Kesehatan DKI: Gejala Difteri Mirip Serangan Flu
Menurut Lies, penyebaran wabah difteri bisa lewat udara dan kontak langsung dengan penderita. Sehingga perlu dilakukan imunisasi secara rutin kepada anak-anak yang rentan terkena. “Rencananya imunisasi dilakukan tiga kali hingga Juli 2018,” tuturnya.