TEMPO.CO, Depok - Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Noerzamanti Lies Karmawati mengatakan outbreak response immunization (ORI) atau tanggap darurat wabah difteri dengan imunisasi akan dilakukan secara serentak pada 11 Desember 2017. Hal ini dilakukan karena penyebaran difteri telah menjadi kejadian luar biasa di Depok dengan penemuan 12 kasus dan satu balita meninggal.
“Jadi, mulai Senin, 11 Desember 2017, sudah harus melakukan imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) serentak di 12 kabupaten/kota untuk semua anak usia di bawah 19 tahun,” kata Lies kepada Tempo, Kamis, 7 Desember 2017.
Selain di Kota Depok, kata Lies, imunisasi akan dilakukan di Kabupaten Serang, Kota Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Purwakarta.
Baca: Kasus Difteri Jabodetabek Disebut Terparah, Ini Kata Kadis DKI
Menurut Lies, gejala suspect difteri adalah batuk, demam, sesak nafas, sakit saat menelan dan ada pseudomembaran di tenggorokan. Pasien difteri juga mengalami pembesaran kelenjar getah bening di leher. Untuk memastikan gejala suspect itu positif difteri harus melalui pemeriksaan laboratorium. “Kalau positif difteri, di spesimen apus tenggorakan akan ditemukan kuman Corynebacterium diphtheriae," ujarnya.
Menurut Lies, penyebaran wabah difteri bisa lewat udara dan kontak langsung dengan penderita. Sehingga perlu dilakukan imunisasi secara rutin kepada anak-anak yang rentan terkena. “Rencananya imunisasi dilakukan tiga kali, yaitu pada Desember 2017, Januari 2018, dan Juli 2018,” tuturnya.