TEMPO.CO, Tangerang - Dinas Kabupaten Tangerang akan mengerahkan ratusan petugas medis melakukan imunisasi untuk merespons kejadian luar biasa wabah difteri dengan pemberian imunisasi vaksin tetanus-difteri atau outbreak response immunization (ORI).
Aktivitas ORI akan dilakukan besok, Senin, 11 Desember 2017. Kabupaten Tangerang adalah satu dari 12 kabupaten/kota di tiga provinsi yang melakukan imunisasi dengan target 1 juta orang berusia 1-19 tahun.
Baca juga: Awas Wabah Difteri: RSUD Tangerang Rawat 30 Pasien, 2 Meninggal
"Kami melaksanakan ORI dengan petugas yang ada di pelayanan kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lainnya. Karena ini disuntik, yang mengerjakan enggak bisa sembarang orang, harus petugas medis," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Desiriana Dinardianti kepada Tempo pada Minggu, 10 Desember 2017.
Pelaksanaan imunisasi, kata Desiriana, akan dilakukan serentak di ratusan titik, yaitu di puskesmas, posyandu, sekolah, dan rumah sakit di Kabupaten Tangerang.
Terkait dengan anggaran operasional kegiatan vaksinasi yang dibebankan ke daerah, Desiriana mengaku belum mengetahui secara pasti berapa total anggaran yang akan dikeluarkan.
"Masih diperhitungkan, karena ini KLB kita belum menganggarkan," katanya.
Sedangkan untuk biaya semua logistik vaksin, menurut Desiriana, akan ditanggung Kementerian Kesehatan.
Sampai Desember ini, kejadian difteri di Kabupaten Tangerang mencapai 23 kasus dengan jumlah orang yang meninggal empat orang. Penyakit yang disebabkan kuman ini telah terjadi di sembilan desa pada enam kecamatan Kabupaten Tangerang.
Pemerintah Kabupaten Tangerang telah menyatakan kejadian luar biasa (KLB) wabah difteri ini sejak 31 Oktober 2017. Sampai saat ini status KLB belum dicabut.
Bagi Kabupaten Tangerang, kata Desiriana, ORI mendatang merupakan tahap lanjut dari penanggulangan dan mengantisipasi merebaknya wabah difteri di wilayah itu.
Sebab, kata dia, sejak Oktober lalu, Kabupaten Tangerang sudah melakukan ORI di beberapa desa pada enam kecamatan yang terdapat kasus difteri.
JONIANSYAH HARDJONO