TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Anies Baswedan dan Sandiaga Uno (Anies-Sandi) menjadi pemimpin Jakarta, pemerintah DKI jarang mengunggah video yang merekam proses rapat-rapat di lingkungan pemerintahan. Padahal pada masa Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, hampir semua peristiwa rapat diunggah di situs YouTube sehingga masyarakat tahu bagaimana pemerintah membuat kebijakan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan semua rapat di lingkungan pemerintah DKI masih direkam. Akun YouTube milik pemerintah DKI juga masih aktif. Hanya saja rekaman rapat tidak langsung diunggah. "Nanti pasti ada sesinya di mana rapim-rapim ini akan kami naikkan ke YouTube," katanya di Pesantren Nahdlatul Wathan, Cakung, Jakarta Timur, Ahad, 10 Desember 2017.
Baca: Sandiaga Uno Sebut di Akun Twitter Berisi Banyak Bully
Sandi mengatakan, setelah video diunggah, kanal YouTube Pemprov DKI pasti dipenuhi komentar masyarakat yang pro dan kontra. Belakangan kanal ini justru menjadi arena saling ejek. “Tuh gubernur gue kayak gitu, kata yang dukung Pak Anies,” ujar Sandiaga, mengutip salah satu komentar yang pernah ia baca. “Sementara yang enggak mendukung Pak Anies, (bilang) kok gubernur kayak begitu."
Sandi mencontohkan, Gubernur Anies menggelar rapat pimpinan pertama pada 23 Oktober 2017. Selang dua hari kemudian video rapat itu diunggah. "Lalu muncul komentar, 'tuh gubernur kita enak ngomongnya santun',” kata Sandiaga. “Nah, komentar ini justru memicu komentar lain yang berseberangan."
Baca juga: Beda Upah Tim Gubernur Era Anies Versus Ahok
Sandiaga Uno khawatir perdebatan itu bisa memicu perpecahan. Apalagi tidak jarang visual dalam video itu dijadikan meme yang bisa menimbulkan pertengkaran. Oleh karena itu, Anies-Sandi memutuskan menunda mengunggah video rapat pimpinan ke kanal YouTube. "Ayo lah teman-teman, kita dewasa lah sedikit, gunakan kesempatan ini, apalagi mau masuk Natal dan tahun baru," katanya.