Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Imunisasi Difteri di SMA 33, Siswa Histeris hingga Nyaris Pingsan

Reporter

Editor

Ali Anwar

Ekspresi seorang siswa saat imunisasi penyakit difteri yang di lakukan oleh dinas kesehatan DKI Jakarta di SMAN 33, Cengkareng, Jakarta, 11 Desember 2017. Selain sosialisasi di sekolah, petugas dari Suku Dinas Kesehatan di seluruh DKI Jakarta akan turun langsung ke rusun hingga permukiman warga. Tempo/Ilham Fikri
Ekspresi seorang siswa saat imunisasi penyakit difteri yang di lakukan oleh dinas kesehatan DKI Jakarta di SMAN 33, Cengkareng, Jakarta, 11 Desember 2017. Selain sosialisasi di sekolah, petugas dari Suku Dinas Kesehatan di seluruh DKI Jakarta akan turun langsung ke rusun hingga permukiman warga. Tempo/Ilham Fikri
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Teriakan hiteris para siswa bersahut-sahutan di Auditorium SMA Negeri 33, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin pagi, 11 Desember 2017. Di ruangan tersebut sedang berlangsung imunisasi vaksin anti penyakit difteri yang dilakukan Puskesmas Cengkareng. 

Sebanyak 750 siswa yang akan disuntik vaksin antre hingga ke luar auditorium. Saking lamanya mengantre, beberapa siswa yang biasa tidak kuat berdiri lama, saat hendak disuntik langsung terkulai, nyaris pinsan.

Deyana Evelyn, 17 tahun, sebagai contoh, terkulai lemas di kursi sesaat setelah jarum suntik menusuk lengannya. Matanya terpejam. Sontak saja, tiga orang petugas Puskesmas membopong Deyana ke Unit Kesehatan Siswa (UKS).

Sesampainya di ruangan UKS ia direbahkan di ranjang dan diberi teh manis hangat. Belasan rekannya mengerumuni Deyana. Selang beberapa menit, Deyana kembali segar, dan mulai bisa diajak bicara.

Ketika ditanya Tempo, Deyana mengaku kelelahan karena harus antre cukup panjang dan lama. Deyana mengatakan dirinya sering merasa lemas apabila terlalu lama berdiri, seperti saat upacara bendera atau antrean panjang.

Menurut Deyana, sebenarnya dirinya tidak takut disuntik. Namun saat duduk di kursi dan melihat jarum, rasa cemasnya mulai timbul. "Saya nunggu antrean panjang. Setelah disuntik saya langsung merasa lemas, terutama tangan saya," kata Deyana.

Rekan Deyana, Angelina Oktavia, membikin heboh. Saat hedak disuntik, dia berteriak-teriak. "Aaaaaakkk," teriak Angelina dengan mulut terbuka lebar dan mata terpejam. Spontan, teman-temannya tertawa melihat reaksi Angelina. Beberapa mengabadikan aksi Angelina menggunakan kamera telepon genggam. “Sudah nervous sejak beberapa hari menjelang disuntik,” ujar Oktavia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa siswi yang sudah selesai disuntik vaksin anti difteri, terlihat mengusap-usap lengannya saat keluar dari auditorium. Di antara mereka kapok disuntik. Padahal masih ada dua tahap imunisasi lagi yang harus mereka ikuti beberapa bulan ke depan.

"Kapok, kapok. Ga mau lagi disuntik," ujar salah seorang siswi setengah berlari. Matanya terlihat basah dan memerah. Berbagai cara dilakukan siswa untuk mengalihkan rasa sakit sesaat itu. Ada yang mendekapkan tubuhnya ke tubuh rekannya, ada p;ula yang pasrah sambil menghitung mundur dari angka 10 sampai 1.

Bidan Puskesmas Cengkareng, Yuli Setiawai, mengatakan dirinya punya cara jitu agar para siswa tidak takut disuntik cairan difteri. "Kita ajak bicara, supaya mereka tidak fokus ke suntikan," kata Yuli.

Menurut Yuli, untuk tahap pertama setiap siswa disuntikkan sebanyak 0,5 mililiter cairan difteri. Proses suntikan hanya memakan waktu sepuluh detik. “Sebagian siswa kooperarif ketika menjalani proses suntikan,” ujar Yuli.

Kepala Sekolah SMAN 33, Cedarkuine, bersyukur 750 siswa didiknya berkesempatan untuk mendapatakan imunisasi. " Mudah-mudahan SMA lain juga mendapatkan hal yang sama," kata Cedarkuine. “Orang tua siswa juga mendukung imunisasi ini,” ujar Cedarkuine.

Kepala Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Nurmari Wahyu Hapsari, mengatakan hari ini ada 20 lokasi di enam kelurahan yang mengikuti kegiatan imunisasi vaksin difteri. Menurut Nurmari, ada 178.515 warga Cengkareng yang menjadi target imunisasi. “Kami akan terus mengunjungi rumah-rumah warga hingga mereka semua mendapatkan imunisasi difteri,” kata Nurmari. 

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

19 hari lalu

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati memberikan sambutan dalam Acara Puncak Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Mall Kota Kasablanka, Sabtu, 13 Mei 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya


Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

25 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Ini strategi tingkatkan cakupan imunisasi nasional.


Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

33 hari lalu

Balto, seekor anjing yang terkenal karena perannya dalam perjalanan kereta luncur anjing tahun 1925 melalui badai salju di Alaska untuk mengirimkan obat penyelamat ke kota Nome selama wabah difteri, ditampilkan di Museum Sejarah Alam Cleveland .REUTERS.
Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

Balto dipuja sebagai pahlawan - menjadi subjek dalam buku dan film. Ilmuwan, dalam penelitian terbaru menemukan keunggulan gen anjing tersebut.


Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

17 Maret 2023

Petugas melakukan pemeriksaan pasien suspect penyakit Difteri yang baru masuk, di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, Banten, 7 Desember 2017. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Barat tercatat sebanyak 55 suspek dengan konfirmasi positif 13 orang hingga Februari 2023


Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

16 Maret 2023

Ilustrasi vaksin difteri. shutterstock.com
Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

Penyakit difteri akibat bakteri sangat mematikan.


Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

28 Juni 2022

Petugas medis Puskesmas Balongan memberikan imunisasi campak dan rubella kepada pelajar di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 14 Oktober 2020. Petugas kesehatan tetap melaksanakan program imunisasi untuk pelajar di tengah pandemi COVID-19 untuk menjaga kesehatan anak dari serangan penyakit. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

Dokter mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.


Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

3 November 2020

Petugas kesehatan saat melakukan Simulasi Vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis, 22 Oktober 2020. Pemerintah Kota Depok menggelar simulasi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan sesuai prosedur operasional standar (SOP) dalam rangka persiapan vaksinasi yang rencananya akan dilaksanakan pada November dan Desember 2020 apabila sudah tersedia. Total vaksin yang akan diberikan pemerintah pusat sekitar 60 persen dari jumlah penduduk Depok, atau 1,4 juta jiwa. Untuk tahap awal, vaksinasi Covid-19 akan diberikan kepada 20 persen warga, atau sekitar 290 ribu orang dengan prioritas tenaga kesehatan dan petugas layanan publik. TEMPO/M Taufan Rengganis
Tim: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Jauh Lebih Aman dari Uji Klinis Vaksin Tetanus

Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 enegaskan bahwa uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac di Bandung termasuk yang paling aman.


Wabah COVID-19 Viralkan Istilah Herd Immunity, Ini Penjelasannya

24 Maret 2020

Ruangan Instalasi Gawat Darurat, Rumah Sakit Darurat Corona di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Senin, 23 Maret 2020. TEMPO/M Rosseno Aji
Wabah COVID-19 Viralkan Istilah Herd Immunity, Ini Penjelasannya

Istilah herd immunity viral di grup-grup percakapan di tengah kasus infeksi virus corona COVID-19 di Indonesia yang terus bertambah.


Tiga Anak di Bekasi Diduga Terjangkit Difteri

9 Maret 2019

Ilustrasi vaksin difteri. shutterstock.com
Tiga Anak di Bekasi Diduga Terjangkit Difteri

Difteri bisa menular karena lingkungan kotor dan tak ada vaksinasi. Tahun lalu ada 26 kasus, 4 di antaranya positif.


Pentingnya Imunisasi Rutin Lengkap untuk Anak, Tahu Rinciannya?

29 April 2018

Pelajar antri untuk mendapatkan Imunisasi Campak di sekolah dasar negeri 03 Karanganyar, Sukoharjo, Jawa Tengah, 3 Agustus 2017. Pemberian imunisasi tersebut akan dilaksanakan dalam dua fase yaitu Agustus hingga September 2017 di seluruh wilayah di Pulau Jawa seta Agustus hingga September 2018 di seluruh provinsi luar Pulau Jawa. Tempo/Bram Selo Agung
Pentingnya Imunisasi Rutin Lengkap untuk Anak, Tahu Rinciannya?

Saat ini di Indonesia masih ada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap. Apa saja imunisasi rutin lengkap untuk Anak?