TEMPO.CO, Bekasi - Dinas Pendidikan Kota Bekasi pernah meluncurkan program kantin kejujuran di sekolah-sekolah. Tujuan program ini adalah untuk melatih siswa agar tetap jujur meski tidak diawasi. Namun program ini tidak berjalan mulus.
Kepala SMA Negeri 2, Ekowati mengatakan, kantin kejujuran di sekolahnya hanya bertahan setahun. Kantin terpaksa ditutup karena selalu merugi. "Barang dagangan habis, tapi pendapatan tidak sesuai," katanya, Senin, 11 Desember 2017.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatullah mengatakan, kantin kejujuran banyak yang tak bisa eksis karena merugi. "Banyak yang mati suri," katanya di sela acara peringatan Hari Antikorupsi di SMA Negeri 2, Kota Bekasi.
Inay berharap agar kantin kejujuran bisa dihidupkan kembali. Sebab, kantin tersebut bagian dari pendidikan karakter di sekolah. "Untuk memupuk kejujuran sejak dini," kata Inay. Berdasarkan pantauannya, saat ini hanya kantin di SMA Negeri 1 saja yang bertahan.
Kepala Kejaksaan Negeri, Kota Bekasi, Didi Suhardi mengatakan banyaknya kantin kejujuran bangkrut karena usaha itu tidak bisa balik modal. "Barang tidak ada, uang juga tidak ada," kata Didi di lokasi yang sama.
Meski banyak kantin kejujuran bangkrut, kata Didi, bukan berarti siswa-siswi di Kota Bekasi tidak jujur. "Yang jujur banyak, yang tidak jujur ini yang merusak," kata dia. Ia mendorong siswa-siswi tetap mendapat pendidikan antikorupsi di sekolah dengan mengimplementasikan kantin kejujuran.