Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meluncurkan uji coba program one karcis one trip atau OK-Otrip selama tiga bulan ke depan. Ok Otrip merupakan janji kampanye pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dimana penumpang hanya membayar Rp 5000 untuk naik angkutan umum dan Transjakarta.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan implementasi OK-Otrip atau sistem angkutan jalan terintegrasi itu dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah soft launching yang dimulai hari ini, Kamis, 14 Desember 2017, oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI.
Baca juga: Ini Beda OK Otrip Anies-Sandi dengan Integrasi Transjakarta Ahok
"Kemudian tanggal 22 Desember 2017 launching pemberlakukan one man one ticket di seluruh halte Transjakarta. Seluruh koridor halte Transjakarta sudah bisa untuk program OK-Otrip dengan kartu OK-Otrip," kata Andri di Balai Kota DKI.
Untuk tahap kedua, Andri menyebutkan, uji coba layanan di empat trayek pada 15 Januari 2018. Uji coba akan dilakukan di kawasan Jelambar, Jakarta Barat; Duren Sawit, Jakarta Timur; Warakas, Jakarta Utara; dan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Empat daerah tersebut dipilih karena merupakan kawasan padat penduduk yang belum terjangkau layanan angkutan umum. Adapun implementasi program OK Otrip untuk seluruh wilayah DKI ditargetkan terintegrasi pada 2020.
Simak juga: Kata Sandi Soal Subsidi OK Otrip untuk TransJakarta Rp 3 Triliun
Selama uji coba, Andri mengatakan, pengguna angkutan umum mendapat promo 30 persen biaya perjalanan dari yang semestinya Rp 5 ribu menjadi Rp 3.500, dalam durasi 3 jam.
"Apabila pelanggan keluar rumah menggunakan angkot dikenakan biaya nol. Setelah itu apabila gunakan Transjakarta baru terkena Rp 3.500. Tapi kalau pelanggan perjalanan masih berada di waktu peak hour jam 5-7 pagi terkena Rp 2 ribu," kata Andri menjelaskan mekanisme Ok-Otrip.