TEMPO.CO, Jakarta — Sebanyak 359 siswa kelas XI SMAN 8 Jakarta mengikuti kegiatan Temu Sosial Ilmiah Smandel (Tesis) di Desa Sukaraja, Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada 14–17 Desember 2017. Mereka tinggal di rumah penduduk dan melakukan riset serta bakti masyarakat.
“Anak-anak harus mampu menyesuaikan diri tinggal bersama warga desa dan melakukan penelitian,” kata Kepala Sekolah SMAN 8 Jakarta, Agusman Anwar pada Kamis, 14 Desember 2017.
Baca juga: Ini Kunci Sukses Ujian Nasional SMAN 8 Jakarta
Menurut Agusman ada tiga tujuan Tesis. Pertama, melatih siswa untuk dapat merancang, melaksanakan dan melaporkan hasil risetnya. Kedua, menumbuh kembangkan kebiasaan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah dan mengasah kepedulian pada lingkungan sekitarnya.
Ketiga, sebagai bagian dari implementasi Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter melalui Jalur Pendidikan Formal.
Setiap tahun, sejak 2000, SMAN 8 mengadakan kegiatan Tesis khusus untuk siswa kelas XI. Lokasi kegiatan di luar Jakarta dan siswa tinggal di rumah penduduk untuk belajar tentang kearifan lokal masyarakat setempat.
Dari kegiatan Tesis selama ini, kata Agusman, ada sejumlah manfaat yang dirasakan siswa. Pertama, mendapatkan bekal lebih dini mengenai bagaimana melakukan penelitian ilmiah yang baik dan benar.
Kedua, mendapatkan pengalaman cara bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan yang sama sekali berbeda dengan lingkungan kesehariannya di perkotaan.
Ketiga, siswa berkempatan menuangkan kreativitasnya, menumbuh kembangkan sikap kritis dan kepekaannya terhadap permasalahan yang ada di masyarakat dan sekaligus mencarikan solusinya.
Keempat, sebagai wadah untuk menanamkan nilai-nilai karakter positif seperti kemandirian, kerja sama, sikap menahan diri, disiplin dan menghargai orang lain.
Pada Tesis 2017 di Kabupaten Tasikmalaya, ada 25 guru SMAN 8 yang mendampingi para siswa. Tema Tesis 2017 adalah ‘Menyatu dengan Alam, Membaur dengan Masyarakat, Mencetak Generasi Emas yang Cerdas, Tangguh, dan Peduli.’
“Para siswa belajar dan bekerja sama dengan warga Kampung Kreatif Sukaruas di Desa Sukaraja,” kata Ketua Panitia Tesis 2017 Dyah Farmasita.
Kampung Kreatif Sukaruas selama ini terkenal sebagai tujuan wisata pendidikan dan pelatihan mengenai kerajinan tangan. Di sini ada 23 industri rumah tangga yang membuat anyam-anyaman yang dijual ke berbagai kota di Jawa dan di ekspor.
Selama tinggal di Desa Sukaraja, para pelajar secara berkelompok meneliti tentang kehidupan masyarakat desa. Hasil penelitian itu akan dipresentasikan dihadapan guru penguji sekembali ke SMAN 8.
Salah satu kegiatan bakti masyarakat pelajar SMAN 8 adalah mengenalkan program Rumah Baca bagi anak-anak Desa SUkaraja. “Ini bentuk kepedulian SMAN 8 Jakarta untuk menerapkan program literasi masuk desa,” kata Dyah.