TEMPO.CO, Jakarta -Kepergian Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Andi Mappetahang Fatwa atau lebih dikenal sebagai AM Fatwa meninggalkan duka bagi banyak orang, tak terkecuali Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Orang nomor dua di pemerintahan DKI Jakarta itu menilai sosok AM Fatwa merupakan seorang idola sekaligus mentor untuk dirinya.
"Tiga dari lima lokasi Oke Oce Mart itu digagas dan dilahirkan di tempat beliau. Beliau melihat Oke Oce sebagai gerakan yang bisa menggerakkan ekonomi akar rumput di masyarakat," ujar Sandiaga saat ditemui wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Desember 2017.
Baca : Cerita Perlawanan AM Fatwa dalam Tragedi Tanjung Priok 1984
Lebih lanjut, Sandiaga menilai, AM Fatwa merupakan tokoh yang tegas pada prinsip ideologi yang dianutnya. Hal ini, kata dia, terlihat saat masa-masa beliau masih menjadi aktivis dan dipenjara karena ideologi tersebut. "Semoga beliau khusnul khatimah."
AM Fatwa menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit MMC Jakarta pada usia 78 tahun, Kamis, 14 Desember 2017. “Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata ba’da dhuhur,” kata anak AM Fatwa, Dian Islamiati Fatwa, melalui pesan singkat, Kamis pagi.
Fatwa lahir di Bone, Sulawesi Selatan, pada 1939. Dia merupakan politisi dan negarawan yang memiliki pengalaman luas. Dia pernah menjabat sebagai Wakit Ketua DPR 1999-2004 dan Wakil Ketua MPR pada 2004-2009.
Fatwa dikenal sebagai pengkritik dan ikon perlawanan terhadap rezim Orde Lama dan Orde Baru. Dia tercatat sebagai salah satu penanda tangan Petisi 50. Akibat perjuangannya, dia menghabiskan waktu 12 tahun di penjara atas kasus Lembaran Putih Tanjungpriok (menuntut dibentuknya komisi pencari fakta korban-korban Peristiwa Tanjungpriok 1984.
Selepas dari penjara, AM Fatwa banyak mengurus pendidikan. Dia mendirikan Yayasan Putera Fatahillah yang bergerak di bidang pendidikan. Dia pun menjadi tokoh yang ikut menggulirkan reformasi 1998. AM Fatwa juga menjadi salah satu pendiri Partai Amanat Nasional bersama Amien Rais pada 1999.