TEMPO.CO, Jakarta - Penggerebekan Diskotek MG International Club yang berujung dugaan menjadi tempat produksi narkoba masih memunculkan teka-teki.
Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan ada laboratorium yang dilengkapi prekursor untuk pembuatan narkotika di lantai dua dan empat. Narkoba produk MG disajikan dalam bentuk cair. Namun, warga sekitar diskotek di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat, tersebut mengungkapkan cerita lain.
Syamsuri, 43 tahun, pemilik warung nasi rumahan yang berlokasi sekitar 30 meter dari Diskotek MG International Club, mengatakan dia belum pernah mendengar atau melihat kesibukan produksi pil ekstasi dan sabu di situ.
Baca: BNN Temukan Laboratorium Narkoba di Diskotek MG Club
Menurut Syamsuri, diskotek selalu terlihat sepi pada siang hari. "Kalau siang itu bahkan sekuritinya hanya satu orang," ujarnya kepada Tempo di warungnya pada Ahad, 17 Desember 2017.
Kalaupun ada aktivitas pada pagi hingga sore hari, dia meneruskan, biasanya hanya pengiriman es batu untuk mendinginkan minuman yang dijual di diskotek.
Bahkan, dari perbincangannya dengan petugas sekuriti dan karyawan diskotek yang jajan di warungnya, Syamsuri tidak pernah mendengar selentingan apapun mengenai produksi dan peredaran narkoba.
"Kayaknya mereka juga kurang tahu," ujar Syamsuri.
BNN menggerebek MG Club International pada Ahad, 17 Desember 2017, mulai pukul 02.30 WIB. Dari razia dan penggeledahan itu didapati bahwa ada laboratorium yang dilengkapi prekursor untuk pembuatan narkotika.
"Barang bukti yang diperoleh adalah Laboratorium pembuatan narkotika jenis pil ekstasi dan shabu yg terdapat di lantai dua dan lantai empat berikut prekursor (zat kimia bahan pembuatan pil ekstasi dan shabu)," tutur Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Arman Depari dalam keterangan tertulisnya.
Syamsuri, yang telah membuka warung sejak 2007, belakangan sering mengantar makanan pesanan untuk 25 karyawan diskotek itu sekitar pukul 22.00. Tapi, sepanjang kunjungannya dia belum pernah melihat bagaimana fasilitas yang ada di dalam diskotek.
Sekuriti yang kerap berjaga di pagi hari itu tidak pernah mendapat jadwal jaga malam hari. Petugas keamanan pada malam hari sebanyak empat orang. Halaman warungnya juga menjadi tempat parkir kendaraaan tamu diskotek. "Biasanya penuh (kendaraan), mau keluar saja susah."
BNN juga menangkap lima tersangka, yakni Wastam (43), Ferdiansyah (23), Dedi Wahyudi (40), Mislah (45), dan Fadly (40). "Sedangkan satu orang tersangka atas nama Rudy, pemilik dan operator laboratorium masih dalam pengejaran," kata Arman.
Penggerebekan Diskotek MG bermula dari kegiatan Tim Gabungan BNN Pusat melaksanakan razia dan pemeriksaan terhadap pengunjung dan pengelola serta tempat hiburan malam di Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat. Dalam operasi itu BNN mendapati lima orang tersangka yang mengedarkan narkotika jenis pil ekstasi dan sabu.
Lantas BNN menangkap para pelaku dan meminta agar menunjukkan lokasi penyimpanan barang haram itu. Kemudian penggeledahan pun dilakukan di seluruh bangunan MG Club.
"Ternyata didapati laboratorium dan zat prekursor untuk membuat narkotika di lantai 2 dan 4," ucap Arman. Akhirnya, tempat hiburan malam itu pun ditutup dan dipasangi garis polisi untuk pemeriksaan kasus narkoba lebih mendalam.