Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

RSPI Sulianti Saroso Jamin Stok Obat Anti Difteri Aman

image-gnews
Petugas terlihat mengenakan sejumlah pelindung tubuh jelang beraktifitas di ruang Isolasi khusus RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, 26 Juni 2015. Pemerintah melalui Kementrian kesehatan siap melakukan pencegahan penyebaran MERS CoV di Indonesia. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Petugas terlihat mengenakan sejumlah pelindung tubuh jelang beraktifitas di ruang Isolasi khusus RSPI Sulianti Saroso di Jakarta, 26 Juni 2015. Pemerintah melalui Kementrian kesehatan siap melakukan pencegahan penyebaran MERS CoV di Indonesia. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Rita Rogayah mengatakan stok obat difteri alias anti-difteri serum (ADS) masih aman. Dia tidak menyebutkan jumlah serum anti-difteri yang dimiliki rumah sakit. Namun dia mengatakan Kementerian Kesehatan telah menjamin ketersediaan serum tersebut jika rumah sakit memerlukan.

“Selama ini kebutuhan serum dipasok oleh Kemenkes. Kemenkes telah menjamin ketersediaan serum tersebut,” kata dia di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin, 18 Desember 2017.

Rita menuturkan hanya pasien yang sudah positif mengidap difteri yang mendapatkan serum tersebut. Sehingga penggunaannya harus didahului diagnosa laboratorium untuk memastikan kondisi pasien. “Sejauh ini kami telah mengaplikasikan serum difteri kepada 102 pasien,” kata dia.

Baca: Pasien Difteri di RSPI Sulianti Saroso Terus Bertambah

Dokter Khusus Anak RSPI Sulianti Saroso Desrinawati mengatakan pemberian serum anti-difteri sangat penting untuk pengobatan awal pasien. Dia mengatakan bakteri penyebab difteri mengeluarkan racun yang menyerang jantung dan saraf pasien.

Serum tersebut, kata dia, bekerja dengan cara mengikat racun yang diproduksi bakteri difteri. “Jadi kami beri ADS dulu untuk mengikat racun tersebut,” kata dia dalam kesempatan yang sama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah diberi serum, Desrinawati mengatakan pasien difteri selanjutnya mengkonsumsi antibiotik. Perawatan untuk pasien dengan antibiotik membutuhkan waktu sepuluh hari.

Baca: Pasien Difteri Terus Bertambah, RSPI Kekurangan Ruang Isolasi

Pasien difteri yang dirawat di rumah sakit Sulianti Saroso terus meningkat. Pada Jumat pekan lalu, jumlah pasien difteri yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso mencapai 73 orang. Rita menuturkan saat ini rumah sakit tengah merawat 98 pasien difteri.

Dari jumlah itu, penderita difteri anak dan remaja usia 1 hingga 18 tahun yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso mencapai 65 orang. Sementara pasien dewasa berjumlah 33 orang. Seluruh pasien merupakan pasien rujukan yang berasal dari Jakarta, Banten, Bogor, Bekasi dan Bandung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

37 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.


Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

9 Oktober 2023

Ilustrasi vaksin difteri. shutterstock.com
Waspadai Difteri, Bisa Sebabkan Kematian dalam 72 Jam

Difteri dapat menyebabkan kematian dalam waktu 48-72 jam jika tidak ditangani secara serius. Segera kenali gejalanya agar cepat mendapat pertolongan.


Nigeria Umumkan Wabah Difteri

8 Juli 2023

Seorang siswa menangis saat mengikuti suntik imunisasi Difteri Tetanus (DT) dan Tetanus difteri (Td) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) II Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, 8 Oktober 2015. Vaksin DT berfungsi untuk mencegah penyakit campak, tetanus dan difteri. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Nigeria Umumkan Wabah Difteri

Otoritas kesehatan di Nigeria mengumumkan negara itu sedang mengalami wabah penyakit difteri setelah terjadi kematian akibat penyakit ini.


Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

13 Mei 2023

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati memberikan sambutan dalam Acara Puncak Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Mall Kota Kasablanka, Sabtu, 13 Mei 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Pekan Imunisasi Dunia, Jenis Vaksin dari Pemerintah Semakin Beragam Ini Daftarnya

Jenis vaksin yang menjadi bagian program imunisasi rutin yang disediakan pemerintah semakin beragam. Simak daftarnya


Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

7 Mei 2023

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Pekan Imunisasi Dunia, Ini 3 Strategi Tingkatkan Cakupan Imunisasi Nasional

COVID-19 menyebabkan penurunan yang signifikan dalam imunisasi rutin anak. Ini strategi tingkatkan cakupan imunisasi nasional.


Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

29 April 2023

Balto, seekor anjing yang terkenal karena perannya dalam perjalanan kereta luncur anjing tahun 1925 melalui badai salju di Alaska untuk mengirimkan obat penyelamat ke kota Nome selama wabah difteri, ditampilkan di Museum Sejarah Alam Cleveland .REUTERS.
Mengenal Balto, Anjing Pahlawan Estafet Kereta Luncur Alaska 1920 yang Punya Gen Unggul

Balto dipuja sebagai pahlawan - menjadi subjek dalam buku dan film. Ilmuwan, dalam penelitian terbaru menemukan keunggulan gen anjing tersebut.


Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

17 Maret 2023

Petugas melakukan pemeriksaan pasien suspect penyakit Difteri yang baru masuk, di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, Banten, 7 Desember 2017. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Serum Anti-Difteri Cukup Langka, Dokter Bantah Hanya RSHS Bandung yang Punya

Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Barat tercatat sebanyak 55 suspek dengan konfirmasi positif 13 orang hingga Februari 2023


Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

16 Maret 2023

Ilustrasi vaksin difteri. shutterstock.com
Kejadian Luar Biasa Difteri di Garut, 9 Warga Dilaporkan Meninggal

Penyakit difteri akibat bakteri sangat mematikan.


Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

28 Juni 2022

Petugas medis Puskesmas Balongan memberikan imunisasi campak dan rubella kepada pelajar di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 14 Oktober 2020. Petugas kesehatan tetap melaksanakan program imunisasi untuk pelajar di tengah pandemi COVID-19 untuk menjaga kesehatan anak dari serangan penyakit. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Bukan Cuma Covid-19, Pakar Ingatkan Ancaman Campak dan Rubella

Dokter mengatakan campak, rubella, dan difteri masih menjadi ancaman bagi anak-anak dan harus segera dicegah penyebarannya melalui imunisasi.


18 Terduga Kasus Hepatitis Akut Tersebar di Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan

16 Mei 2022

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
18 Terduga Kasus Hepatitis Akut Tersebar di Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan

Tujuh dari 18 pasien yang diduga mengalami hepatitis akut ini meninggal.