TEMPO.CO, Jakarta - Pasien penderita difteri di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso di Jakarta Utara, membeludak. Mengantisipasi bertambah banyaknya pasien, Kementerian Kesehatan menyiapkan RS Fatmawati dan RS Persahabatan sebagai tempat rujukan baru bagi pasien difteri.
"Kedua rumah sakit itu saat ini sudah siap untuk menerima pasien difteri," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi, saat dihubungi Selasa, 19 Desember 2017.
Menurut Oscar, RS Fatmawati telah menyiapkan 11 ruang isolasi, terdiri dari 5 ruang untuk dewasa, 3 ruang isolasi anak, dan 3 ruang isolasi cadangan. “Sedangkan RS Persahabatan belum dapat memberikan informasi,” kata Oscar.
Oscar mengatakan, perawatan pasien difteri tak memerlukan ruang isolasi khusus dengan tekanan negatif, seperti pada kasus pasien flu burung. Sehingga ruang isolasi difteri dapat dibuat dengan mudah. "Jadi, sebenarnya semua rumah sakit bisa untuk merawat pasien difteri," kata Oscar.
RSPI Sulianti Saroso menyatakan kekurangan jumlah ruang isolasi untuk merawat pasien difteri. RSPI hanya memiliki 22 kamar isolasi, tapi jumlah pasien yang dirawat mencapai 98 orang. Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Rita Rogayah, menuturkan untuk mengakali kekurangan itu, RSPI menambah jumlah ruang isolasi setiap hari.
Baca Juga:
"Saat ini jumlah ruang isolasi ada 98 kamar. Disesuaikan dengan jumlah pasien," kata Rita di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Senin, 18 Desember 2017. Rita mengakui, RSPI tak bisa terus menambah jumlah ruang isolasi. Alasannya, RSPI juga memerlukan ruang untuk merawat pasien berpenyakit lain.
"Kalau pasien difteri terus bertambah, nanti kami kekurangan ruangan untuk pasien lain," kata Rita. Oleh sebab itu, Rita mengaku telah berkoordinasi dengan RS Fatmawati di Jakarta Selatan dan RS Persahabatan di Jakarta Timur untuk menyediakan ruang isolasi pasien difteri. "Mereka sudah bersedia," kata Rita.