TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menilai protes pedagang kaki lima atau PKL di Tanah Abang, yang berebut lapak dengan pedagang yang sudah memiliki toko, merupakan hal manusiawi.
"Tenda kemarin untuk yang sudah terdaftar. Begitu omzet naik, yang lain pasti kepengen juga. Jadi ini kan sangat manusiawi," katanya di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, 24 Desember 2017.
Baca juga: Begini Konsep Anies Baswedan Menata Kawasan Tanah Abang
Sandiaga memastikan para PKL yang menempati tenda di dua lajur Jalan Jatibaru di depan Stasiun Tanah Abang itu merupakan pedagang yang sudah didata Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, serta Perdagangan (KUMKMP) DKI.
"Saya tanya waktu kami memulai itu berapa yang kami lock, angkanya 394 (PKL), enggak sampai 400. Jadi ini Pak Wali Kota sudah sampaikan tenda-tendanya akan masuk semua. Begitu masuk semua, itu semua sudah ke-lock," ujarnya.
Menurut Sandi, pemerintah DKI tidak akan mengakomodasi para pedagang yang tidak terdata Dinas KUMKMP. Ia mengancam akan menindak secara tegas jika ada PKL tak terdata yang berjualan di sana.
"Kami gunakan Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) dan semua aparat kami pastikan bahwa yang di luar ketentuan dan kesepakatan kemarin harus ditindak," katanya.
Kendati begitu, Sandi menilai penataan Tanah Abang membutuhkan waktu. Ia memperkirakan sekitar 1-3 bulan mendatang baru ada penyesuaian, tapi belum terlihat hasilnya. Sebab, penataan ini harus berkelanjutan.
Sandi tidak ingin solusi penataan kawasan Tanah Abang hanya sekadar penertiban. "Kemarin, waktu tertibkan Blok G, kan enggak ada solusinya. Mereka balik lagi ke bawah," ucapnya.
Pada hari pertama penataan Tanah Abang, Jumat, 22 Desember 2017, sekitar 50 PKL melakukan protes. Selama ini, mereka biasa berdagang di trotoar Jalan Jatibaru hingga pintu stasiun.
Mereka memprotes Satpol PP lantaran tidak mendapat jatah tenda untuk jualan alias lapak dari Dinas KUMKMP DKI Jakarta.
Padahal mereka sudah tiga kali didata sampai ke tingkat RT dan RW. Mereka kesal karena yang mendapat tenda adalah pedagang yang memiliki toko di Pasar Tanah Abang.
Penataan kawasan Tanah Abang oleh Gubernur Anies Baswedan adalah dengan menutup Jalan Jatibaru pukul 08.00-18.00. Kendaraan pribadi dan angkutan umum dilarang melintas. Penutupan berlaku untuk kedua jalur, baik yang ke arah Jatibaru maupun Jalan Kebon Jati.
Jalur ke arah Jalan Kebon Jati akan dipakai sekitar 400 PKL. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan DKI telah menyiapkan tenda gratis bagi PKL.
Simak juga: Blok G Tanah Abang yang Dipromosikan Jokowi Bakal Dirobohkan
Sedangkan jalur satunya, yang semula mengarah ke Jatibaru, akan menjadi jalur bus Transjakarta menuju Jalan Kebon Jati. Bus akan mengangkut para penumpang kereta komuter di Stasiun Tanah Abang, yang hendak menuju kawasan Pasar Tanah Abang. Penumpang digratisan naik bus tersebut.
"Ini mudah-mudahan bisa menjadi solusi yang dirasakan langsung masyarakat, yang datang rutin ke Tanah Abang," kata Anies ketika mengumumkan konsep penataan kawasan Tanah Abang.