TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Pilkada DKI Jakarta usai, kecurigaan itu masih ada sampai akhir tahun menjelang Perayaan Natal 2017. Kaleidoskop 2017 ini mengulas Monumen Nasional (Monas) yang melambangkan persatuan tersebut tertutup tabir jutaan massa mengobarkan SARA dalam pertarungan Pilkada DKI Jakarta 2017.
Di tengah penantian masyarakat tentang kabar Perayaan Natal 2017 di Monas, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan pengumuman penting. Dia menyatakan, acara di Monas dibatalkan dengan alasan di internal umat Kristiani yang belum satu kata tentang perayaan di dalam atau di luar ruangan seperti Monas.
"Ketika (saya) bertemu ada yang mau (perayaan) di Monas. Ada yang mau (perayaan di) indoor ada yang mau outdoor gitu," kata Anies Baswedan di Balai Kota DKI pada Selasa, 19 Desember 2017.
Simak: Jaga Natal 2017, Puluhan Polwan Patroli Naik Motor Trail
Anies Baswedan sudah matang menyiapkan rencana. Diawali dengan membatalkan larangan Monas dijadikan tempat acara pendidikan, budaya, dan agama yang sebelumnya diterapkan oleh Gubernur DKI sebelumnya, Djarot Saiful Hidayat.
Aturan baru tersebut pertama dinikmati oleh Panitia Maulud Nabi bertajuk ‘Tausiah Kebangsaan’ pada Ahad, 26 November 2017. Acara Reuni Aksi 212 pada 2 Desember 2017 pun digelar di Monas.
Aksi 212 adalah demonstrasi ratusan ribu massa di Monas pada 1 Desember 2016 yang membawa isu agama untuk menentang Gubernur kala itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Sebelum itu, 4 November 2016, ada juga demonstrasi di depan Istana dengan isu sama yang dijuluki Aksi Bela Islam 411. Kedua aksi politik itu berujung pada penggalangan opini dalam Pilkada DKI Jakarta yang menghasilkan kemenangan buat Anies Baswedan dan wakilnya, Sandiaga Uno.
"Ketika (saya) bertemu ada yang mau (perayaan) di Monas. Ada yang mau (perayaan di) indoor ada yang mau outdoor gitu," kata Anies Baswedan di Balai Kota DKI hari ini, Selasa, 19 Desember 2017.
Untuk memuluskan acara Natal 2017 di Monas, Anies menyiapkan dananya yang diambil dari APBD DKI Jakarta 2018. Ketua panitia sudah ditunjuknya dan beberapa rapat telah dilakukan.
“Yang spesial perayaan Natal di Monas adalah akan memunculkan kebersamaan dan mengedepankan hidup sederhana di masyarakat,” kata Michael Roalndi Cesnanta Brata, Ketua Panitia Peringatan Natal 2017 di Monas, pada Jumat malam, 8 Desember 2017.
Lihat pula: Natal 2017, Kapolda Jawa Barat Sebut Jalur Puncak Lancar
Rupanya persiapan Pemerintah Provinsi DKI justru membuat organisasi-organisasi umat Nasrani berfikir lain. Perdebatan tentang acara di dalam atau di luar ruangan ternyata bukan isu utama.
Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Albertus Patty tak mau perayaan Natal bersama seluruh umat Kristiani diadakan di Monas. Dia khawatir mereka terjebak potensi instrumentalisasi dan politisasi agama seperti yang sering terjadi. PGI mengusulkan acara digelar di dalam rumah ibadah masing-masing.
“Situasi politik saat ini membuat Monas menjadi daerah melting spot untuk semua kepentingan yang baik maupun kurang baik," kata Albertus di kantor PGI, Jakarta, pada Jumat, 15 Desember 2017.
Juru bicara PGI Jeirry Sumampouw menerangkan, dalam pertemuan Pemerintah Provinsi DKI berkeras menunjuk Monas sebagai tempat perayaan. "Ada empat-lima kali pertemuan, pemerintah masih ngotot di Monas.”
Uskup Agung Jakarta Mgr. Dr. Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mempertanyakan siapa yang merencanakan acara Natal 2017 bersama di ruang terbuka di Monas. Umat Katolik, menurut dia, tak biasa mengadakan acara di ruang terbuka, kecuali di lapangan Vatikan, Roma.
"Bagi (pemikiran) saya, akan menjadi lambang apa Monas ini. Ketika semua dijadikan perdebatan, yang simpang siur. Nantinya Monas mau dijadikan simbol apa?" ucapnya pada Rabu, 20 Desember 2017.
Anies Baswedan lalu menggeser lokasi acara ke Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, di ruangan tertutup. "Supaya bisa semuanya mengikuti, karena bagi kami enggak ada bedanya, bagi kami sama saja (indoor atau outdoor)."
Biro Pendidikan dan Mental Spiritual DKI Jakarta, sudah beres urusan menyewa JIExpo sejak awal Desember. "Sudah semuanya iya (semua pihak setuju waktu dan lokasi), paham, baru saya umumkan," kata Anies Baswedan.
Ternyata baik Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) maupun PGI belum memastikan akan menghadiri Perayaan Natal 2017 di JIExpo pada 5 Januari 2018, walau kedua organisasi itu mengusulkan acara diadakan di dalam gedung.
"Kami memang mengusulkan di indoor, memang iya, apakah itu yang diikuti, apakah itu sudah diikuti teman-teman DKI?" ujar Albertus Patty.
Uskup Suharyo mengatakan, dalam kebiasaan umat Katolik tidak ada perayaan Natal tingkat provinsi. Biasanya perayaan Natal di gereja masing-masing. "Tidak ada yang seperti ini dicampur (semua umat Kristiani) segala macam," ucapnya.
Keputusan KWI soal Perayaan Natal 2017 yang digagas oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, menurut dia, tergantung Keuskupan Agung Jakarta yang dipimpinnya. Uskup Suharyo memutuskan, tak menjadi kewajiban KWI untuk mengikuti acara di JIExpo. “Kalau mau diadakan (oleh KWI), silahkan datang. Kalau tidak, tidak apa," tuturnya. (Baca Kaleidoskop 2017: Pilkada Brutal Gubernur DKI Jakarta)