TEMPO.CO, Depok - Geng motor Jepang yang menjarah toko pakaian Fernando di Jalan Sentosa, Sukmajaya, Kota Depok, sudah ditangkap polisi. Alpin Pratama, seorang tersangka, mengatakan mereka rencananya akan melakukan tawuran dengan kelompok remaja lain di Jalan Juanda.
“Ada masalah sama anak Juanda, niat kami menyerang,” kata Alpin di Markas Kepolisian Resor Kota Depok, Selasa, 26 Desember 2017.
Baca juga: Penjarahan Toko Pakaian, Ini Pengakuan Pentolan Geng Motor Jepang
Menurut Alpin, konvoi geng motor pada Minggu dinihari, 24 Desember 2017, itu melewati Jalan Sentosa. Rombongan sempat melihat toko pakaian Fernando masih buka.
“Kami mengambil barang secara dadakan saja, ada yang memicu masuk akhirnya masuk semua,” ucapnya.
Alpin menjelaskan, hasil jarahan itu dibagikan kepada anggota kelompok geng motor lainnya. Beberapa dijadikan hadiah kepada teman-teman. “Barangnya dioper-oper, tidak dijual,” ujarnya.
Alpin mengakui sebelum melakukan penjarahan, dirinya mengonsumsi obat penenang dan alkohol. Hasil tes urinenya positif mengonsumsi benzodiazepine.
“Saya pakai obat-obat sama minuman,” tuturnya.
Menurut Alpin, setiap melakukan konvoi pasti membawa senjata tajam. Senjata itu disimpan di markas dekat Jembatan Mampang. Nama geng motor ini juga diambil dari nama lokasi, yaitu Jembatan Mampang alias Jepang. “Senjata-senjata itu punya Habibi, ketua geng motor Jepang,” katanya.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Depok Komisaris Putu Kholis Aryana mengatakan polisi telah menetapkan delapan tersangka yang terbukti menjarah toko pakaian Fernando.
Saat ini, tim yang berada di lapangan masih mengejar empat orang yang diduga sebagai dalang utama penjarahan.
“Kami upayakan dalam waktu dekat sudah menangkap ketua geng motor Jepang, identitas sudah didapatkan inisial HA,” ucapnya.