Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Warga Tanah Abang Garap Pertanian di Lahan di Ibu Kota

image-gnews
Seorang petani di sekitar bantaran sungai Banjir Kanal Barat Sodikin (paling kiri) atau biasa dipanggil Odik di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 Desember 2017. Tempo/Hendartyo Hanggi
Seorang petani di sekitar bantaran sungai Banjir Kanal Barat Sodikin (paling kiri) atau biasa dipanggil Odik di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 Desember 2017. Tempo/Hendartyo Hanggi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Area Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, tengah ramai digunjingkan dalam sepekan ini, namun tak jauh dari sana beberapa warga bertahan dengan pertanian di lahan sempit Ibu Kota.

Adalah Sodikin alias Odik salah satu petani yang mengelola lahan di bantaran sungai Kanal Banjir Barat Kelurahan Petamburan Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Ini sisa kemarin kerendem, kan kemarin segini, (sambil menunjuk pinggang) kerendem banjir, makanya terong pada rontok, kemarin banyak," kata Sodikin tiba-tiba menyapa TEMPO, Sabtu, 30 Desember 2017.

Sodikin mengelola lokasi tersebut sejak empat bulan lalu. Ia mempersiapkan kebun dari mencangkul hingga menanam seusai pulang kerja, dari Magrib sampai jam 10 malam, setiap hari. Menurut Sodikin yang mendapat informasi dari kelurahan, kawasan tersebut boleh ditanami.

Baca : Dua Alasan Sandiaga Uno Galakkan Bercocok Tanam di DKI Jakarta

"Pohon gede tidak boleh, kemarin (diberitahu) dari kelurahan. Tidak boleh yang tinggi yang gede, kalau yang kecil-kecil silakan. Jangan sampai mengganggu jalan air, katanya gitu," ujar pria paruh baya itu.

Di lokasi dengan luas sekitar 100 meter persegi tersebut, Sodikin, Deden, dan Hasan menanam pepaya, terong, ubi, nanas, cabai, pare, kacang panjang, singkong, pisang, dan kunyit.

Hampir semua ia tanam dari biji yang ia semai sendiri, tidak ada bibit yang khusus ia beli. Perawatannya juga tidak khusus, ia tidak rutin menyiram di musim hujan ini. "Singkong ini bibitnya dari kali, ngambang, dari kali yang buangan," ujar Sodikin.

Kadang perhatian khusus ia berikan pada tanaman cabai. Sodikin menilai cabai rentan dengan cuaca dan hama. Pernah tanaman cabai-cabainya rontok karena diserang semut, namun karena tidak ada biaya lebih ia tidak membeli obat pembasmi hama.

"Tidak ada semprotan (hama). Mahal 28 (ribu). Jadi tidak disemprot, paling pakai kapur ajaib aja ditumbuk (lalu) ditaburin tengah-tengah, baru bisa hidup lagi, buat menghilangkan semut, juga (hama) kayak model kupu-kupu," kata Sodikin.

Sodikin memiliki keahlian menanam dari kampung halamannya di Garut, Jawa Barat. Sejak 1974, ia merantau ke Jakarta. Tahun pertama di Jakarta ia tinggal di kawasan Manggarai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ngesol (sepatu), jualan BH, jualan kelontongan, kamper, gelang anak-anak, semua di coba. Kuli bangunan juga pernah. Terakhir di Jatinegara. Jadi tukang pijit," kata Sodikin.

Pada 1989 ia pernah bekerja di Jambi, Sumatera, bekerja sebagai penambang emas selama satu tahun. "Yang kemarin ada pembersihan dari pemerintah tidak membolehkan. Nah saya sudah pulang ke sini, ada pembersihan untungnya. Tahun 89," kata Sodikin. Ia juga pernah bekerja sebagai penambang timah di Kepulauan Bangka Belitung pada 2002.

Salah satu hasil cocok tanam petani di sekitar bantaran sungai Banjir Kanal Barat bernama Sodikin di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 Desember 2017. Tempo/Hendartyo Hanggi

Di antara angin sore yang sepoi-sepoi di pinggir kali dan di samping rimbunnya pohon pare yang sebagian sudah membusuk tersebut, Sodikin terus bercerita tentang hidupnya di masa lampau. "Hus ayo hus terus, sama cewek aja malu, belok sini hus," kata Deden seketika lewat sambil mengangon kambing-kambingnya untuk masuk kandang.

Kini sehari-hari Sodikin bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Tanah Abang. Hari itu ia sedang tidak bekerja. "Sepi bener pasar. Sudah pas jaman Presiden Jokowi aja berasa, sudah (sepi) karena tidak ada (pedagang) kaki lima. Seluruhnya sekarang sudah tidak ada kaki lima," ujar Sodikin lagi.

Menurut Sodikin dahulu orang dari kampung ke Jakarta tertolong kalau ada kaki lima, mereka bisa menjadi kuli angkat di pasar. "Dulu saya kuat mengangkat 1 kuintal setengah (150 kilogram). Perut sudah pernah kena sakit, berak darah, berak nanah. Dulu pernah tahun 2007 saya (sempat) tidak bisa mendengar (karena mengangkat beban terlalu berat)," tutur Ujar Sodikin.

Dia mengatakan biasa mengangkat beban dipundak, tidak di punggung seperti teman-temannya, karena itu urat saraf kena sakit di sekitar bahu dan leher. "Dulu waktu bujang di Pasar Induk Kramat Jati masih sanggup mengangat total 5 sampai 7 ton sendiri untuk angkat beras dari truk ke toko bolak-balik," ujar Sodikin.

Saat ini, ia sudah tidak mampu lagi mengangkat beban seberat itu, oleh karena itu ia pindah menjadi kuli panggul di Pasar Tanah Abang. Sudah lima tahun Sodikin tidak pulang ke kampungnya di Garut karena kondisi keuangan yang pas-pasan. Namun ia memiliki impian.

"Kalau saya alhamdulillah apaan juga bisa gitu, cuma ininya (uangnya) doang nih, duitnya doang yang susah. Makanya kalau punya sehektar dua hektar, mendingan di kampung saya," kata Sodikin tentang impiannya hidup dari bidang pertanian.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kepala Dishub DKI Akui Masih Banyak Travel Gelap Beroperasi di Jakarta: di Cawang UKI dan Tanah Abang

3 hari lalu

Seorang pria berdiri menunggu penumpang arah Ciawi, Kota Bogor, Jawa Barat, di terminal bayangan, yang terletak di Jalan Perindustrian, Makasar, Jakarta Timur, atau seberang Rumah Sakit Umum Universitas Kristen Indonesia, Senin, 15 April 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Kepala Dishub DKI Akui Masih Banyak Travel Gelap Beroperasi di Jakarta: di Cawang UKI dan Tanah Abang

Kadishub DKI Syafrin Liputo tak memungkiri masih adanya travel gelap atau angkutan umum ilegal yang beroperasi di Ibu Kota.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

9 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Ramai Pasar Tasik Saingi Pasar Tanah Abang Menjelang Lebaran, Ini Kisah Pasar Tiban Pakaian Muslim Senin dan Kamis

17 hari lalu

Sebagian pedagang limpahan Pasar Tasik memilih berjualan di lahan parkir Jati Steam Car Wash, tak jauh dari lahan bongkaran milik PT KAI, Kamis, 12 April 2018. TEMPO/Salsabila Putri Pertiwi
Ramai Pasar Tasik Saingi Pasar Tanah Abang Menjelang Lebaran, Ini Kisah Pasar Tiban Pakaian Muslim Senin dan Kamis

Keberadaan Pasar Tasik menjelang lebaran ramai, bahkan menyaingi Pasar Tanah Abang. Apa keunikan pasar tiban yang buka hanya Senin dan Kamis ini?


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

21 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

23 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

24 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

32 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Setuju Aturan Pengetatan Barang Bawaan Impor Penumpang, Sandiaga: Bisa Beli Oleh-oleh di Tanah Abang

35 hari lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno di Hotel Fairmont di Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis, 14 Maret 2024. TEMPO/ Desty Luthfiani.
Setuju Aturan Pengetatan Barang Bawaan Impor Penumpang, Sandiaga: Bisa Beli Oleh-oleh di Tanah Abang

Sandiaga menilai aturan memperketat barang bawaan impor penumpang, merupakan bentuk keberpihakan pada produk dalam negeri.


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

35 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Zulhas Sebut Geliat Ekonomi di Pasar Tanah Abang di Atas Rata-Rata, Seperti Apa Realitanya?

36 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau pasar pakaian Blok A Tanah Abang, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024. Zulkifli Hasan mengunjungi Blok A Pasar Tanah Abang untuk melihat secara langsung para pedagang  penjual barang lokal menjelang hari raya Lebaran Idul Fitri nanti. TEMPO/Tony Hartawan
Zulhas Sebut Geliat Ekonomi di Pasar Tanah Abang di Atas Rata-Rata, Seperti Apa Realitanya?

Mendag Zulhas mengklaim geliat ekonomi Indonesia selama Ramadan di atas rata-rata karena melihat ramainya Pasar Tanah Abang. Seperti apa realitanya?