TEMPO.CO, Jakarta - Kontroversi bantuan dari mantan Gubernur DKi Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kepada siswi sebuah SMA negeri di Lamongan, Jawa Timur, sampai di pengujung cerita.
Natanael Opposunggu, bekas anggota staf Gubernur Ahok, menyatakan tidak ingin memperpanjang persoalan dengan menanggapi pembelaan Plt Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wilayah Lamongan Puji Astutik terhadap kepala sekolah yang menahan ijazah siswi akibat menunggak membayar uang sekolah.
"Yang penting cerita Pak Ahok membalas surat seorang siswi SMA di Lamongan bukanlah hoax," kata Natanael kepada Tempo hari ini, Kamis, 4 Desember 2017.
Lihat: Ngadu ke Ahok, Siswi SMA di Lamongan Dapatkan Ijazahnya
Natanael juga tak mau mengomentari pernyataan kepada sekolah sang siswi yang mengaku tidak pernah dia hubungi. Menurut dia, yang penting sekarang ijazah sudah diberikan kepada siswi itu dan tidak perlu ada pembayaran.
"Kasian dia (kepala sekolah) keluarga dan anaknya, kalau (masalah ini) terus dibesar-besarkan," tuturnya. "Nama siswi dan sekolahnya tidak usaha disebutkan, ya."
Berdasarkan surat balasan Ahok tertanggal 12 Desember 2017 yang dilihat Tempo, siswi itu bernama Fadila Maretta. Belakangan diketahui bahwa dia siswi SMA Negeri 3 Lamongan, bukan SMA 30 yang ramai muncul dia sosial media.
"Soal ijazahmu yg nyangkut, kamu coba wa/sms ke staf saya namanya Natanael," tulis Ahok yang juga membubuhkan nomor telepon seluler Natanael.
Cerita Natanael bahwa ada seorang siswi SMA di Lamongan mencoba menghubungi dirinya untuk meminta bantuan mengambil ijazah memunculkan kontroversi. Muncul sejumlah tuduhan hoax di media sosial.
Kepada Tempo, Natanael menyatakan, sempat tak percaya ketika Fadila memintanya membantu sambil menunjukkan surat balasan dari Ahok. "Anak itu menunjukkan surat balasan dari Pak Ahok yang memang mencantumkan nomor kontak saya," ucapnya.
Fadila kemudian meminta sekolahnya memberikan rincian tagihan karena akan dilunasi. Awalnya, kepala sekolah tidak percaya bahwa Fadila akan dibantu oleh Ahok.
"Saya bilang (kepada kepala sekolah) benar akan dibantu Pak Ahok, mana nomor rekening? Biar nanti rinciannya difoto dan dijadikan bukti saya juga ke Pak Ahok," ujarnya.
Bahkan, dia meneruskan, kepala sekolah meminta Natanael menunggu karena harus meminta rincian dan rekening di bagian tata usaha. Tak lama berselang, Fadila menelepon Natanael untuk mengabarkan bahwa ijazahnya sudah diberikan oleh sekolah tanpa harus melunasi tunggakan uang sekolah.
Meski Ahok batal menebus ijazah, menurut Natanael, siswi asal Lamongan tadi tetap mengirimkan foto dan video ijazahnya lengkap dengan cap tiga jari.
Natanael menyatakan, dirinya tidak mengetahui alasan SMA tersebut memberikan ijazah begitu saja tanpa biaya. Tapi, kebiasaan Ahok menebus ijazah anak-anak sekolah bukan hal yang istimewa. Sampai sekarang, dia masih sering menebus ijazah untuk siswa tak mampu di Jakarta meski berada di dalam penjara. "Ini di luar kebiasaan karena siswa yang meminta bantuan itu berada di Lamongan, kenal juga enggak, lokasi sekolahnya di mana juga (kami) enggak tahu," ujarnya.