TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan saat ini sedang menghadapi keadaan darurat, tidak terkecuali di Jakarta, merespon kasus dukun cabul yang melakukan sodomi puluhan anak yang terjadi Tangerang, Banten dan perlindungan terhadap anak dan perempuan.
"Kita menghadapi keadaan yg cukup darurat. Saya diingatkan ibu Mensos kemarin bahwa kekerasan terhadap anak dan perempuan sekarang meningkat khususnya di kantong-kantong urban," kata Sandiaga Uno di Apartemen Casablanca East Residence Pondok Bambu, Jakarta Timur, Sabtu, 6 Januari 2017.
Sandiaga Uno mengatakan ia melihat bahwa interaksi antar warga tidak bisa memastikan keselamatan kepada kaum perempuan dan anak yang mestinya dilindungi. "Jadi kita harapkan bahwa warga bisa saling menjaga dan melaporkan kepada para aparat juga, yang harus bekerjasama dan bersinergi dengan para warga," ujar Sandiaga Uno lagi.
Baca : Khofifah Kutuk Dukun Sodomi 41 Anak, Kemensos Siapkan Safe House
"Karena aparat tidak bisa mengawasi selama 24 jam kegiatan interaksi antar warga," ujar Sandiaga.
Hal tersebut menurut Sandiaga merupakan kolaborasi yang kita inginkan, partisipatif kolaboratif. "Di mana seluruh warga masyarakat dengan semua elemen masyarakat dan para penggerak-penggerak, enterpreneur sosial, wirausaha-wirausaha sosial ikut membangun untuk memberikan rasa aman kepada kaum perempuan dan anak-anak," ujar Sandiaga Uno.
Sebelumnya Kepolisian Resor Tangerang membuka pos komando pengaduan korban sodomi yang dilakukan seorang dukun bernama WS alias Babeh, 49 tahun. “Posko dibuka lantaran jumlah korban yang terus bertambah,” kata Kepala Polres Tangerang Komisaris Besar M. Sabilul Alif, Jumat, 5 Janauri 2017.
Kepala Kepolisian Daerah Banten Brigadir Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengaku prihatin terhadap kasus sodomi di Kabupaten Tangerang yang terus bertambah. Menurut Sigit, jumlah korban yang sebelumnya 25 orang, kini menjadi 41 orang.
"Kami berterimakasih terhadap masyarakat yang support dengan baik terkait data-data korban. Data ini sementara, kemungkinan terus bertambah," kata Sigit di Polresta Tangerang di Tigaraksa.
Menurut Sigit, parta korban sudah divisum di rumah sakit dan mendapat pendampingan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak ( P2TP2A) Kabupaten Tangerang.
Namun, kata Sigit, ternyata setelah polisi membuka posko, masyarakat berani melaporkan bahwa anaknya menjadi korban sodomi WS. "Jumlah saat ini mencapai 41 anak," kata Sigit. Menurut Sigit, anak-anak yang menjadi korban dukun cabul ini harus mendapatkan perlindungan, baik dari Polri, orangtua, dan pemerintah daerah.