TEMPO.CO, Tangerang - Kereta layang tau skytrain Bandar Udara atau Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, mogok selama satu jam pada Ahad pagi. Akibatnya, 30 penumpang langsung dievakuasi melalui jalur walkway di jalur skytrain.
“Setelah keluar jalur skytrain, para penumpang diangkut menggunakan shuttle bus menuju terminal,” kata Vice President Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano saat dihubungi Tempo, Ahad, 7 Januari 2018.
Menurut Yado, pada pukul 09.45, dua trainset skytrain sedang beroperasi di jalur A dan B. Gerbong di jalur B sudah tiba di shelter Terminal I, sedangkan trainset di jalur A sedang melaju dari Terminal 3 ke Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta.
Dua gerbong kereta trainset skytrain yang sedang melaju dari Terminal 3 ke Terminal 2 tiba-tiba mati mendadak. “Ini terjadi karena adanya gangguan sistem kelistrikan skytrain," ujar Yado.
Sistem skytrain Bandara Soekarno-Hatta, Yado menambahkan, memiliki sistem proteksi yang sangat baik. Karena itu, apabila ada malfungsi pada sistem operasi skytrain, sistem proteksi yang terdeteksi langsung bekerja dan skytrain pun langsung berhenti.
Yado berujar, selama proses perbaikan dan pencarian penyebab masalah, skytrain Soekarno-Hatta tidak beroperasi selama satu jam. Tim teknis, kata dia, menyelidiki penyebab masalah tersebut. "Tak lama, penyebab masalah diketahui karena ada gangguan sistem kelistrikan," ucapnya.
Yado menambahkan, gangguan terdeteksi pada jaringan listrik dan dapat ditangani dengan cepat dalam waktu 60 menit. "Setelah melalui pengecekan, skytrain dapat beroperasi kembali dengan normal pada pukul 11.15," tuturnya. “Atas nama PT Angkasa Pura, kami mengucapkan permohonan maaf atas gangguan operasional di Bandara Soekarno-Hatta ini.”