TEMPO.CO, Tangerang -Kepala Kantor Imigrasi Kelas Khusus Bandara Soekarno-Hatta Enang Supriyadi Syamsi memastikan layanan online paspor di Imigrasi Soekarno-Hatta bersih dari pembuatan paspor fiktif.
"Di Soekarno-Hatta zero (tak ada kasus pembuatan paspor fiktif)," ujar Enang usai Deklarasi Janji Kerja 2018 di Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta, Senin 8 Januari 2018.
Enang mengatakan berdasarkan data Kantor Imigrasi Pusat, ditemukan 72 ribu pengajuan online fiktif yang dikategorikan sebagai data sampah. Data sampah inilah, kata dia, yang akhirnya menganggu sistem kerja pembuatan paspor. "Sistem antrian paspor, masyarakat mengeluhkan harus antri selama dua bulanan," katanya.
Baca : Imigrasi: Bikin Paspor Lewat Whatsapp Tidak Perlu Antre
Hanya saja, kata Enang, kasus data sampah itu banyak terjadi di Kantor Imigrasi Layanan DKI Jakarta. Walau Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta termasuk dalam kantor layanan DKI Jakarta, namun Enang memastikan bersih dari data sampah itu.
Tim IT Imigrasi, kata Enang, selama dua pekan terakhir ini telah bekerja keras untuk membersihkan data sampah tersebut. Hasilnya, sistem antrian pembuatan paspor bisa dipangkas dari dua bulan menjadi dua Minggu."Kami mencoba 214 berkas dari pagi sampai 4 sore dan target 20 Januari 2018, semua persoalan antrian sudah diselesaikan,"katanya.
Enang mengatakan berkas sampah sudah terdeteksi 72 ribu adalah pekerjaan orang yang iseng melakukan pendaftaran secara online."Satu orang memblok, dari Senin sampai Sabtu, 1 orang sampai 20 akun,"katanya.
Untuk mencegah terjadinya kasus serupa, Enang mengatakan, saat ini Imigrasi telah menggunakan aplikasi baru yang berlaku satu handphone, satu akun satu pendaftaran.
Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta melayani pembuatan 214 sampai 250 paspor setiap harinya. Sepanjang 2017 lalu, Imigrasi Soekarno-Hatta telah menerbitkan 44 ribu paspor.