TEMPO.CO, Jakarta - Kepala sekolah sebuah SMP negeri di Jakarta Timur mengakui adanya oknum guru yang melakukan pencabulan terhadap murid laki-laki di sekolah tersebut. Namun, ia membantah kabar yang mengatakan jumlah murid yang dicabuli mencapai 35 orang.
"Jadi perlu saya klarifikasi bahwa apa yang ada di medsos, ada benarnya tapi banyak tambahan yang tidak tahu dari mana sumbernya," ujar dia saat ditemui Tempo di kantornya, Jumat, 12 Januari 2018.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, oknum guru cabul itu bernama Adhy Kusmariyadi Nugraha. Dia telah mengajar di sekolah tersebut kurang-lebih satu tahun dua bulan dan berstatus guru kontrak. Namun, ia mengaku "kecolongan" terhadap kasus ini. Bahkan, dia tidak mengetahui saat Adhy ditangkap polisi karena kondisinya saat itu sedang libur sekolah.
Baca: Polisi Usut Pencabulan 35 Siswa SMP Negeri di Jakarta Timur
Sebelumnya, beredar potongan obrolan di sebuah grup WhatsApp. Isinya mengenai tindakan seorang guru yang mencabuli murid laki-laki hingga 35 orang. Disebutkan di obrolan itu, kasus ini terkuat karena warga curiga. Tiap hari ada 1-2 siswa pria yang dibawa AK ke rumahnya. Puncaknya, warga beserta polisi menggerebek rumah tersebut dan menangkap AK.
"Korban gak ada yang berani melaporkan karena diancam akan dibunuh oleh pelaku," bunyi salah satu obrolan WhatsApp yang beredar tersebut.
Namun, menurut Kepala Kepolisian Sektor Pasar Rebo Komisaris Joko Waluyo, hingga kemarin dari 35 orang yang diduga dicabuli, baru tiga yang melapor ke polisi.
Adapun korban pencabulan oknum guru tersebut merupakan anak laki-laki yang duduk di kelas VII dan VIII. Untuk kronologi kejadian, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Jasra Putra mengaku belum mengetahui lebih detail sebab pelaku masih dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.