TEMPO.CO, Jakarta – Komisaris Utama PT Antaredja Mulia Jaya M. L. Wibisono menyanggupi permintaan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, untuk tahun ini memulai pembangunan tunnel atau terowongan pengendali banjir atau Jakarta Integrated Tunnel.
"Kami sanggup asalkan kami sudah ada perjanjian dengan PT Jakarta Tollroad Development untuk membuat joint venture company," kata Wibisono kepada Tempo, pada Kamis 18 Januari 2018.
Baca juga:
Menteri PU: Pembangunan Deep Tunnel Jakarta Sulit
Ide Jokowi Mengenai Deep Tunnel Menuai Kritikan
Wibisono mengatakan, perusahaannya perlu bergabung dengan PT JTD yang memegang konsesi pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota. Sebab, dua dari enam ruas jalan tol itu akan dibangun di dalam terowongan pengendali banjir.
Apalagi, usulan untuk koordinasi dengan PT JTD sudah tertuang dalam Surat Gubernur DKI Jakarta yang ditandatangani oleh mantan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama pada 9 Mei 2014.
Rencana membuat joint venture, menurut Wibisono, sudah disetujui oleh Sandiaga Uno dan kini sedang tahap business to business dengan PT JTD. Ia berharap, pembentukan perusahaan baru tersebut segera terealisasi.
"Supaya cepat membangun karena ada kepentingan mendesak, adanya banjir," katanya.
Selanjutnya, PT Antaredja akan menghadap Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono agar mengamandemen perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT). Sehingga, jika legalitas terpenuhi, ground breaking JIT bisa dilakukan di pertengahan tahun ini.
"Kalau sudah ada joint venture dan PPJT yang diamandemen, artinya kami dapat konsesi selama 45 tahun untuk mengelola tunnel tersebut. Jadi di situ lah, tidak ada beban biaya pemeliharaan dari pemerintah," ujarnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sebelumnya meminta PT Antaredja Mulia Jaya tahun ini memulai proyek pembangunan tunnel atau terowongan pengendali banjir yang pernah direncanakan di era Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi.
"Saya mau secepatnya. Kalau bisa tahun ini dijalankan," kata Sandiaga di Balai Kota DKI, pada Rabu 17 Januari 2018.
Sandiaga mengaku tertarik dengan proyek yang sudah digagas sejak era pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Jokowi-Ahok.
Pasalnya, proyek senilai Rp 39 triliun tersebut tidak membebani uang negara, juga studi kelaikan atau feasibility study dilakukan oleh swasta.
Rencananya, PT Antaredja Mulia Jaya akan membangun dua terowongan, yaitu JIT Ulujami-Tanah Abang untuk mengendalikan Sungai Pesanggrahan dan JIT Balekambang-Manggarai untuk mengendalikan Sungai Ciliwung. Perusahaan ini mengklaim pembangunan dua terowongan tersebut banjir diperkirakan berkurang 60-80 persen.