TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan telah memahami aspirasi dari sopir angkot Tanah Abang yang berdemonstrasi di depan Balai Kota Jakarta. Anies Baswedan berjanji akan mendiskusikan aspirasi tersebut terlebih dahulu. "Nanti kami obrolin, kami bicarakan baik-baik," kata Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta, Senin, 22 Januari 2018.
Menurut Anies Baswedan, kritik terhadap sebuah kebijakan baru adalah hal wajar, karena setiap kebijakan baru pasti butuh penyesuaian. "Apa pun yang namanya keseimbangan baru pasti ada penyesuaian dan ini fase penyesuaian," kata Anies Baswedan.
Ratusan sopir angkot menuntut Jalan Jatibaru Raya yang ditutup dalam penataan Tanah Abang kembali dibuka. Pendemo juga menuntut Tanah Abang Explorer, bus Transjakarta yang disediakan gratis di kawasan Tanah Abang dihilangkan.
Para pendemo mengatakan, dua kebijakan tersebut menyebabkan penghasilan mereka menurun drastis. Seorang pendemo, Darmono, mengatakan biasamya dia mendapatkan duit Rp 150 ribu per hari. Namun sejak Jalan Jatibaru ditutup, penghasilannya menurun hingga Rp 75 ribu.
Perwakilan pendemo sempat beraudiensi dengan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah. Dalam pertemuan itu, dua tuntutan utama pendemo di atas belum dikabulkan.
Andri mengatakan, pertemuan itu hanya membahas keluhan sopir mengenai tindakan petugas Dishub DKI yang dinilai arogan dan keluhan soal banyaknya angkot gelap yang beroperasi di kawasan Tanah Abang.
Menindaklanjuti pertemuan itu, Andri mengatakan akan membentuk tim kecil yang terdiri dari unsur Dishub dan operator angkot. Tim itu akan bertugas mendata jumlah angkot yang beroperasi di Tanah Abang. "Besok jam 9 akan kita bentuk timnya," kata Andri.
Tak bisa menemui Anies Baswedan dan tak puas dengan hasil pertemuan, para pendemo beranjak dari depan Gedung Balaikota menuju gedung DPRD DKI. Massa membubarkan diri menjelang sore.