TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah, menilai program perumahan yang digagas Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dinilai lebih baik, dibandingkan dengan program hunian DP Rp 0 milik Anies-Sandi.
Alasannya, program Ahok dapat menjangkau masyarakat kecil. Sedangkan program hunian tanpa uang muka, hanya bisa dinikmati kelas menengah. “Kalau rusunawa (rumah susun sewa sederhana) Ahok kan, orang berpenghasilan Rp 3 juta ke bawah bisa dapat tempat tinggal,” katanya, Selasa, 23 Januari 2018.
Infografis: Survei Pilpres 2019, Anies Baswedan Menyaingi Ahok
Dengan alasan itu, Trubus menyarankan agar gubernur DKI Jakarta saat ini meneruskan program gubernur sebelumnya. “Kebijakan itu diteruskan saja, tidak usah berinovasi kalau belum ada perencanaan matang,” ujarnya.
Ketua Pusat Kajian Kebijakan Publik Universitas Trisakti itu menilai, selama seratus hari kepemimpinan, Gubernur Anies Baswedan belum memiliki kebijakan yang secara nyata menyelesaikan masalah publik. “Kebanyakan masih di tataran pencitraan, yang konkret banget belum ada," ucapnya.
Menurut Trubus, program perumahan yang dijanjikan Anies saat kampanye adalah rumah tapak, bukan rumah susun. Namun janji itu sulit dipenuhi karena keterbatasan lahan. “Kemudian, berubah menjadi rusunami (rumah susun milik), rumah vertikal. Setelah rusunami kesulitan, berubah lagi sekarang rusunawa, bahasa sederhananya plinplan,” tuturnya.
Anies melakukan peletakan batu pertama proyek hunian tanpa uang muka di Klapa Village, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, pada 18 Januari lalu. Proyek ini diklaim menjadi pelunasan utang janji kampanye Anies-Sandi untuk menyediakan tempat tinggal bagi penduduk Jakarta. Program ini menuai kritik karena dinilai belum menyentuh masyarakat berpenghasilan kecil.