TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi mengatakan, saat ini ada lima pihak yang melakukan investigasi mengenai ambruknya balok beton penyangga (box girder) Light Rapid Transit atau LRT, jalur Velodrome-Kelapa Gading, Cempaka Putih.
"Satu dari internal Wika dan semua konsultannya, termasuk dari ITB, kemudian Dinas Ketenagakerjaan DKI Jakarta, Pusat Laboratorium Forensik, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bina Konstruksi, serta dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi," katanya, di lokasi Depo LRT, Jalan Pegangsaan II, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis, 25 Januari 2018.
Konstruksi proyek LRT yang menghubungkan Kelapa Gading-Velodrome ini, ambruk pada Senin, 22 Januari 2018, pukul 00.20. Insiden tersebut melukai lima orang pekerja. Adapun letak persis konstruksi yang ambruk tersebut berada di Jalan Kayu Putih Raya, Jakarta Timur, di seberang supermarket Superindo.
Satya mengatakan, sampai hari ini, investigasi belum ada hasilnya, karena masih sedang berjalan. "Masih menunggu hasilnya 10 sampai 14 hari. Kita bersyukur, ada lima pihak yang ngeliatin. Dan buat kita, kita menunggu hasilnya, karena kita penasaran seperti apa sih situasinya," ujarnya.
Menurut Satya, tidak ada kerugian untuk Jakpro, karena belum diserahkan. "Jadi, ini kerugian ada di pihak Wika atau bahkan belum di pihak Wika, masih di pihaknya di PSL," ucapnya.
Mengenai korban, menurut Satya, semua korban ambruknya balok beton LRT sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. "Namun secara umum, sudah pada pulang," tuturnya.