Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Ujaran Kebencian, Asma Dewi: Tak Menyinggung Hanya Bercanda

Reporter

image-gnews
Tersangka dugaan penyebaran ujaran kebencian Asma Dewi menjalani sidang pertama di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 30 November 2017. FAKHRI HERMANSYAH
Tersangka dugaan penyebaran ujaran kebencian Asma Dewi menjalani sidang pertama di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 30 November 2017. FAKHRI HERMANSYAH
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta — Terdakwa ujaran kebencian, Asma Dewi menuturkan pernyataannya di media sosial tidak pernah bermaksud untuk menyinggung pihak atau golongan tertentu. Dia berujar unggahan-unggahannya di dunia maya itu bersifat informatif.

Sehingga, dia mengaku kaget saat ada yang melaporkannya lantaran dianggap berujar kebencian. "Hanya informasi, saya mempost itu sebagai aksi bela negara saya, tidak peduli ada yang like atau tidak," tuturnya dalam sidang pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Kamis 25 Januari 2018.

Asma menilai, beberapa pernyataannya di akun media bukan termasuk ujaran kebencian. Beberapa unggahan yang dimaksud mengandung kata “rezim”, “koplak”, “Cina”, dan “edun”.

Pada 22 Juli 2016, akun Facebook Asma Dewi menyebarkan video Primetime Newstayangan Metro TV dengan judul “Mentan yakin impor jeroan stabilkan harga” dengan komentar “edun”. Lalu, Asma Dewi mengunggah ulang dan menanggapinya dengan komentar, “Rezim koplak. Di luar negeri di buang, di sini disuruh makan rakyatnya.”

Asma berujar ungkapan "rezim koplak" maupun "edun" adalah hal yang spontanitas diungkapkan. Sifat dari ungkapan itu pun lebih ke arah becanda. "Makna koplak saya kurang tahu, itu kan bahasa pergaulan, becanda. Itu asal jeplak," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia lantas meminta maaf kepada masyarakat atau pihak yang merasa tersinggung atas pernyataannya itu. Dia mengaku tidak menyangka bahwa unggahannya itu bisa membuat orang lain tersinggung.

Sebab, selama ini, kata dia, unggahannya itu tidak banyak mendapat komentar miring di media sosialnya, bahkan beberapa temannya malah menyukai unggahan itu. "Kalau saya tahu, saya tidak mungkin lakukan itu."

Sidang kasus Asma Dewi yang telah sampai pada agenda pemeriksaan terdakwa akan dilanjutkan pada pembacaan tuntutan pada Selasa pekan depan, 30 Januari 2018.

Jaksa penuntut umum Herlangga Wisnu menuturkan kini akan menganalisis semua fakta persidangan dan merumuskan tuntutan apa yang akan dijatuhkan kepada Asma. "Untuk pasal-pasalnya, jaksa penuntut umum minta waktu, akan analisis dulu."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

1 hari lalu

Ilustrasi bermain sosial media di ponsel. Shutterstock.com
Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.


Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

2 hari lalu

Massa dari berbagai Kelompok Pencinta Alam melakukan aksi damai untuk memperingatai Hari Bumi, di halaman gedung KPK, Jakarta, 22 April 2015. Dengan membawa spanduk raksasa yang berisi Petisi Kelestarian Bumi Indonesia dan dibubuhi ribuan tandatangan tersebut mereka mengingatkan bahwa Merusak Alam Itu Korupsi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

2 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

3 hari lalu

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia/Tropenmuseum
25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita


CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

4 hari lalu

Logo twitter, facebook dan whatsapp. Istimewa
CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman


Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

5 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.


Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

7 hari lalu

Ilustrasi keluarga mengisi liburan sekolah dengan camping di alam. Foto: Freepik.com/Jcomp
Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

Hindari berbagai jenis kegiatan yang membuat tubuh minim bergerak agar mental tetap sehat usai libur panjang Lebaran.


Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

8 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.


Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

10 hari lalu

Ilustrasi salat Idul Fitri. REUTERS
Sederet Fakta Khatib Salat Id di Bantul Singgung Dugaan Kecurangan Pemilu dan Berujung Minta Maaf

Khatib salat Id di Bantul, Yogyakarta, mendadak viral di media sosial karena mengangkat materi dugaan kecurangan Pemilu 2024. Berikut sederet faktanya


BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua

17 hari lalu

Unggahan BEM UI di Instagram pad 26 Maret 2024. Instagram/bemui_official
BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua

Ini berawal saat BEM UI mengunggah kritik yang menyoroti kasus penganiayaan warga di Papua oleh aparat.