TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok orang menggelar demonstrasi di kawasan Monas, Ahad, 28 Januari 2018. Aksi ini digerakan oleh paguyuban karyawan bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Mereka menolak kebijakan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta yang memusatkan pelayanan bus AKAP di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur.
Ketua Paguyuban Pengurus Bus AKAP Provinsi DKI Jakarta Ahmudin mengatakan melalui Surat Edaran Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta nomor 358/1.811, pemerintah telah menutup operasional bus AKAP di tujuh terminal di Jakarta dan memindahkan pelayanan di Terminal Pulogebang.
Tujuh terminal itu terdapat di Rawamangun, Rawabuaya, Grogol, Pinang Ranti, Lebak Bulus, Tanjung Priok, dan Pasar Minggu. "Kami menolak surat edaran Dishub itu, karena menyengsarakan," kata Ahmudin.
Ketua Paguyuban Pengurus Bus Antar Kota Antar Provinsi DKI Jakarta Ahmudin mengatakan unjuk rasa dilakukan dengan parade yang dilakukan bersama Serikat Rakyat Miskin Indonesia dan Liga Mahasiswa Nasional Demokratik di Monas. "Kami menolak surat edaran Dishub itu, karena menyengsarakan," kata Ahmudin.
Menurut Ahmudin, kebijakan itu membuat karyawan bus AKAP kehilangan pelanggan. Ujungnya, penghasilan mereka berkurang. "Dampaknya bukan hanya ke karyawan dan pengurus bus saja. Tapi juga dirasakan pedagang dan warga di sekitar terminal," ujarnya.
Ahmudin mengklaim, aksi demonstrasi ini diikuti oleh ratusan peserta. Mereka mendapat dukungan dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia dan Liga Mahasiswa Nasional Demokratik. Unjuk rasa digelar pukul 07.00 dan berakhir satu jam kemudian.