TEMPO.CO, Jakarta - Unjuk rasa yang digelar sopir angkot di kawasan Tanah Abang dituduh telah ditunggangi pihak tertentu untuk kepentingan politik. Namun tuduhan itu dibantah sejumlah sopir yang terlibat langsung dalam aksi itu.
Rosyid, sopir angkot M 08, menegaskan inisiatif unjuk rasa itu datang dari para sopir. Alasannya, mereka merasa dirugikan atas kebijakan pemerintah menutup Jalan Jatibaru Raya. "Tidak ada yang menunggangi,” kata pria 48 tahun itu di depan Balai Kota, Rabu, 31 Desember 2018. “Saya penanggung jawabnya.”
Rosyid juga membantah isu yang menyebutkan ada paksaan kepada sopir untuk ikut berunjuk rasa. Menurut dia, semua sopir yang ikut berdemo adalah korban kebijakan. "Saya tegaskan aksi ini murni sopir," ujarnya.
Unjuk rasa sopir angkot itu dilatarbelakangi penutupan Jalan Jatibaru. Gara-gara kebijakan itu, para sopir mengaku kesulitan mendapatkan penumpang. Mereka kemudian berunjuk rasa untuk menuntut pemerintah DKI membuka jalan itu.
Unjuk rasa inilah yang belakangan dituduh telah ditunggangi pihak tertentu. Tudingan itu salah satunya datang dari pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Abraham Lunggana alias Lulung, dan Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan.
Shafruhan bahkan menyebut ada pihak yang menekan sopir angkot untuk ikut berunjuk rasa terkait dengan penutupan Jalan Jatibaru, Tanah Abang. "Mereka merasa dapat tekanan, diancam harus ikut. Kita kan undang sopir, dia (menyebut) merasa diancam," ucapnya pada Selasa lalu.